Djawanews.com – Langkah Polri dalam mengusut peristiwa saling tembak antara Brigadir Nofryansah Yosua Hutabaratdengan Bharada E di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo jadi pertaruhan kredibilitas. Dalam peristiwa yang disebutkan terjadi pada Jumat (8/7), Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat tewas.
"Kredibilitas Polri dan pemerintah menjadi taruhan dalam kasus ini, sebab dalam lebih dari setahun terakhir, Polri selalu mendapat penilaian atau persepsi positif yang tinggi dari publik, sesuai hasil berbagai lembagai survei," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD dalam unggahan di akun Instagram pada Rabu, 13 Juli.
"Kinerja positif pemerintah dikontribusi secara signifikan oleh bidang politik dan keamanan, serta penegakan hukum," imbuhnya.
Mahfud menegaskan bahwa kasus Brigadir Nofryansah ini tak bisa dibiarkan mengalir begitu saja, karena terdapat banyak kejanggalan. Ia sendiri menilai cerita Polri soal hubungan antara sebab dan akibat dalam peristiwa ini tidak jelas.
"Kasus ini memang tak bisa dibiarkan mengalir begitu saja karena banyak kejanggalan yang muncul dari proses penanganan, maupun penjelasan Polri sendiri yang tidak jelas hubungan antara sebab dan akibat setiap rantai peristiwanya," ujarnya.
- Kejanggalan Putry Chandrawati dan Isu Liar Bersama ‘Hilangnya’ Bharada E dan Irjen Ferdy Sambo
- Kasus Baku Tembak antar Polisi Makin Janggal: Bharada kok Pegang Senjata, Padahal Aturannya Nggak Boleh
- Kebongkar: Ternyata Putri Candrawathi Istri Kadiv Propam Sudah Laporkan Brigadir Nofryansah Atas Tuduhan Tindak Pencabulan
Keputusan Polri Soal Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat Jadi Penentu?
Ia berkata langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit membentuk tim khusus yang diisi orang-orang kredibel sudah tepat. Kemenko Polhukam pun akan mengawal pengusutan kasus tersebut.
Sebagai Ketua Kompolnas, Mahfud mengaku sudah berpesan kepada Sekretaris Kompolnas Benny J Mamoto untuk aktif menelisik kasus ini untuk membantu Polri membuat perkara menjadi terang.
"Perkembangannya bagus juga karena selain membentuk tim, Kapolri juga sudah mengumumkan untuk menggandeng Kompolnas dan Komnas HAM guna mengungkap secara terang kasus ini," katanya.
Diberitakan, peristiwa baku tembak Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat dengan Bharada E terjadi pada Jumat (8/7). Namun, kasus baru terungkap pada Senin, 11 Juli.
Baik Brigadir Nofryansah maupun Bharada E merupakan ajudan Ferdy. Brigadir Nofryansah bertugas sebagai sopir istri Ferdy, sementara Bharada E bertugas melindungi keluarga Kadiv Propam.
Menurut keterangan polisi, Brigadir Nofryansah ditembak setelah memasuki kamar istri Sambo dan diduga melakukan pelecehan. Bharada E yang mendengar teriakan masuk ke dalam rumah. Baku tembak antara keduanya pun terjadi di dalam rumah.
Polisi mengatakan Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat mengeluarkan total tujuh tembakan, yang kemudian dibalas lima kali oleh Bharada E. Tidak ada peluru yang mengenai Bharada E. Sementara lima tembakan Bharada E mengenai Brigadir Nofryansah hingga tewas.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.