Djawanews.com – Akademisi dan pengamat politik Rocky Gerung mengamati kejanggalan antara keadaan keuangan negara dengan proyek-proyek yang dijalankan pemerintah saat ini. Lantas ia menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah ingkar janji.
Belum lama ini, Menteri Keuangan, Sri Mulyani memperingtakan jika dana APBN bisa rontok apabila digunakan terus menerus.
Seperti yang diketahui beberapa proyek belum bisa dirampungkan pemerintah, di antaranya pembangunan jalan tol, kereta cepat Jakarta-Bandung, ataupun wacana pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan.
Sebelumnya, Sri Mulyani berujar jika APBN tidak mampu menanggung pembangunan ibu kota baru Indonesia dan hanya bisa memberikan 20 persen.
Proyek yang terakhir ramai yakni kereta cepat Jakarta-Bandung semula tidak menggunakan APBN, kini diubah dengan mengambil dana dari keuangan negara.
Wajar saja jika APBN tergerus ketika pemerintah mengerjakan sejumlah proyek dengan biaya yang cukup besar apalagi di tengah pandemi COVID-19.
Meskipun demikian, tidak ada tanda dari pemerintah untuk menghentikan pembangunan proyek tersebut.
"Karena itu cara berpikirnya. Dia sudah diasuh sama oligarki, oligarki menuntut untuk tidak boleh menghentikan proyek, dan ini yang melanggar adalah Presiden," kata Rocky Gerung dikutip dari kanal Youtubenya, Jumat, 19 November.
Rocky menilai jika orang nomor satu di Indonesia itu mengabaikan janjinya, mengingat beberapa tahun lalu ketika Jokowi berkampanye tentang revolusi mental.
"Janji dia sendiri diabaikan. Karena kalau janji dia dipenuhi, orang tidak akan melihat kehebatannya. Orang mau lihat yang mentereng, karena itu dia Jokowi beli infrastruktur," ujar Rocky Gerung.
"Hal yang paling berbahaya adalah memilih membangun infrasturktur tanpa perencanaan dan kalkulasi output berapa persen dulu baru kita bisa lanjutkan. Ini semuanya dia mau," tuturnya lagi.