Djawanews.com – Negara-negara di dunia mengecam serangan Rusia terhadap Ukraina yang dimulai pada Kamis 24 Februari lalu. Kecaman terutama ditujukan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Namun, hal tersebut tampaknya tidak membuat Putin ciut. Malah mengancam kepada negara-negara tersebut untuk tidak ikut campur atas tindakan negaranya ke Ukraina.
Putin memperingatkan negara-negara lain bahwa setiap upaya untuk mengganggu tindakan Rusia akan mengarah pada "konsekuensi yang belum pernah mereka lihat."
Untuk diketahui, Ukraina sendiri telah mendapatkan dukungan dari NATO 1 dan sejumlah negara di luar organisasi militer terkuat di dunia itu. Lantas bagaimana dengan Rusia sendiri, siapa pendukungnya?
Mengutip hops.id, ternyata Moskow disebutkan memiliki kelompok pro-Rusia dan bahkan pasukan di wilayah Donbass Ukraina yang telah lama dituduh menyebabkan ketidakstabilan di wilaya itu. Jika terjadi perang, wilayah ini mungkin akan menjadi yang pertama memberikan dukungan di belakang Rusia.
Selanjutnya ada Collective Security Treaty Organization (CSTO). Sebuah blok militer mirip NATO ini pada dasarnya adalah aliansi keamanan bekas Republik Soviet. Enam negara pembentuknya Rusia, Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kirgistan dan Tajikistan kemungkinan besar akan saling membela.
Negara selanjutnya ada di kawasan Kaukasus, Azerbaijan (non -CSTO) kemungkinan akan mengabaikan seruan untuk melawan Rusia. Hal ini sebagai balas budi karena Presiden Rusia menengahi genjatan senjata antara Azerbaijan dan Armenia yang memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh.
Kemudian ada negara Iran yang akan mendukung Rusia dalam kapasitas apapun. Setelah kesepakatan nuklir gagal, Rusia secara konsisten mendekati Iran. Sementara ketegangan telah meningkat bertahun-tahun antara AS dan sekutunya di satu sisi dan Iran di sisi lain. Rusia telah memasok senjata dan telah bekerja sama dengan Iran dalam Perang Suriah.
Kemudian ada China yang disebut-sebut adalah mitra utama Rusia. Diketahui Moskow telah memperdalam kemitraannya dengan Beijing selama bertahun-tahun, sementara ketegangan antara Barat dan China terus meningkat.
Rusia dan China memiliki kemitraan multidimensi dengan kerja sama mulai dari perdagangan hingga militer hingga luar angkasa. Jika terjadi konflik , China pasti akan mendukung Rusia.
Negara lain yang akan membantu Rusia adalah Korea Utara. Negara komunis itu adalah sekutu utama Beijing dan mitra bekas Uni Soviet. Korut adalah negara yang tetap saling berperang melawan Amerika Serikat dan sekutunya.
Apalagi diketahui, Rusia dan China baru-baru ini memblokir upaya AS untuk menjatuhkan sanksi terhadap Korea Utara. Tidak ada keraguan lagi jika Korut pasti akan bantu Rusia.
Selanjutnya negara-negara lain yang diprediksi membantu Rusia adalah India dan Kuba. Kerja sama Rusia dengan kedua negara ini telah berjalan lama dan sangat baik. Tidak ada alasan untuk kedua negara ini untuk tidak pasang badan untuk Rusia.