Djawanews.com – Karir Haji Lulung selama menjadi politisi kini dikuak kembali. Pasalnya, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta, Abraham Lunggana alias Haji Lulung telah dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, Selasa (14/12) siang.
Semasa hidupnya, Haji Lulung dikenal sebagai seorang pengusaha hingga politisi yang malang melintang di DPRD DKI Jakarta sebelum akhirnya masuk ke Senayan setelah terpilih sebagai anggota DPR pada 2019. Diketahui, Lulung lahir di Jakarta, pada 29 Juli 1959.
Lulung tercatat tergabung dalam berbagai organisasi masyarakat dengan posisi yang cukup tinggi, antara lain Ketua Umum Gerak Betawi (2001-2010) dan Ketua Umum Pemuda Panca Marga (2011-2019). Pada akhir hayatnya, Lulung pun masih menjabat sebagai Ketua Umum Badan Musyawarah Betawi periode 2018-2023.
Karir Haji Lulung dimulai dengan bergabung Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia pun sempat diajak mendirikan Partai Bintang Reformasi dan menjadi Ketua DPC PBR Jakarta Barat.
Namun, setelah Pemilu 2004, Lulung kembali ke PPP dan karier politiknya langsung bersinar. Ia menjadi Ketua DPC PPP Jakarta Pusat, lalu terpilih sebagai anggota DPRD DKI Jakarta pada Pemilu 2009.
Karir Haji Lulung: Menolak Mendukung Ahok Sampai Dipecat
Karier Lulung di Kebon Sirih, tempat DPRD DKI Jakarta berkantor, meningkat pada 2014 ketika ia terpilih sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta periode 2014-2019.
Saat duduk di kursi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, nama Lulung ramai menghiasi media karena perseteruannya dengan Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Saat Ahok kembali mencalonkan diri pada Pilkada 2017, Lulung pun merapat ke pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, meski partainya yakni PPP kubu Djan Faridz mendukung Ahok.
Lulung pun dipecat dari posisinya sebagai Ketua DPW PPP DKI Jakarta gara-gara menolak untuk mendukung Ahok.
Karir Haji Lulung: Pindah ke PAN dan Masuk Senayan
Konflik antara Lulung dan PPP saat itu akhirnya membuat ia menyeberang ke Partai Amanat Nasional untuk maju sebagai calon anggota DPR pada Pemilu 2019. Ia mengungkapkan, saat itu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menaruh harapan terhadap dirinya bergabung ke PAN setelah tidak dijadikan caleg oleh PPP.
“Kata Pak Zul, 'Saya, kalau kamu di PPP, saya alhamdulillah, tapi kalau di partai lain, lebih baik di partai saya'. Itu pas dulu mau pencalegan. Karena saya tidak dicalegkan, ya akhirnya saya pilih partai dong. Jatuhlah pilihan saya ke PAN,” kata Lulung.
Pada akhirnya, Lulung pun berhasil masuk Senayan setelah meraup 69.782 suara di daerah pemilihan DKI Jakarta III yang meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu.
Karir Haji Lulung: Kembali ke PPP
Sekitar dua tahun berkiprah di Senayan bersama Fraksi PAN, Lulung membuat kejutan setelah ia memutuskan kembali ke “rumah” lamanya, yakni PPP. Lulung mengatakan, keputusannya pulang ke partai berlambang Kabah tersebut didasari oleh permintaan para ulama. Ia menegaskan tak ada masalah antara dirinya dan PAN.
“Itulah saya bilang ke Pak Ketum (Zulhas), saya minta maaf, saya ceritakan diminta ulama mengurus partai saya. Ya, respons pak Ketum 'Kalau kamu kembali, ya baguslah',” ujar Lulung pada Selasa, 7 Oktober.
Menurut Lulung, para ulama memintanya untuk mengurus kembali partai berlambang Kabah tersebut setelah melihat hasil evaluasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
“Para ulama mungkin mengevaluasi bahwa pada waktu kepemimpinan saya, PPP kan masih 10 kursi 2014-2019. Ulama lihat, Pileg 2019 itu PPP dari 10 kursi jadi satu kursi. Evaluasi dua tahun itu, saya dipanggillah akhirnya oleh ulama, untuk mengurus kembali PPP,” kata Lulung pada Selasa, 7 Oktober.
Adapun sebelum mengembuskan napas terakhirnya, Lulung sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Harapan Kita setelah mengalami serangan jantung. Semua rangkuman di atas adalah perjalanan karir Haji Lulung di dunia politik sebagai poltikus.
Untuk mendapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.