Djawanews.com – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X telah meresmikan Teras Malioboro sebagai sentra atau lokasi baru PKL (pedagang kaki lima) yang direlokasi pada Rabu (26/01). Usai meresmikan tempat baru bagi PKL Malioboro, Sultan Jogja itu berpesan kepada para pedagang.
“Harapan saya kami juga sepakat nanti otomatis akan mengeluarkan keputusan yang akan baru kita desain, bagaimana dengan PKL pindah di tempat Teras Malioboro 1 maupun 2, tidak boleh lagi ada PKL yang jualan di sepanjang Malioboro,” kata Sultan usai peresmian Teras Malioboro 1, Gondomanan, Kota Yogyakarta pada Rabu, 26 Januari.
Terdapat dua sentra yang menjadi lokasi baru PKL, yakni Teras Malioboro 1 yang dulunya merupakan Gedung Bioskop Indra dan Teras Malioboro 2 di bekas kantor Dinas Pariwisata DIY. Sultan melarang aktivitas dagang oleh PKL di sepanjang Jalan Malioboro, setelah proses relokasi yang dimulai 1 Februari nanti, rampung.
“Soalnya nanti kalau boleh, ya kasihan mereka yang pindah,” sambungnya.
Sultan menyampaikan, kesuksesan kebijakan relokasi dan pendirian dua sentra baru ini membutuhkan sinergi antara PKL dan Pemda DIY serta Pemkot Yogyakarta.
“Saya ingin supaya teman-teman PKL itu pindah di sini dengan pemahaman yang sama, bukan karena fasilitas yang ada di sini yang jadi motivasi. Tapi upaya bersama untuk berdagang, tumbuh dan berkembang,”
Dari lain sisi, Pemda DIY serta Pemkot Yogyakarta sebagai penopang akan memanfaatkan APBD untuk menanggung pajak dan retribusi bagi mereka yang berdagang di dua sentra ini selama setahun.
“Sehingga memberikan ruang kepada para PKL untuk fokus bagaimana bersama-sama kami untuk mempromosikan tempat yang baru ini menjadi pilihan bagi para wisatawan maupun bagi warga masyarakat Jogja sendiri yang mau belanja,” tutur Sultan.
Lokasi Baru PKL Sudah Resmi, Emperan Malioboro Jadi Hak Pejalan Kaki Secara Penuh
Lebih jauh, Sultan mengutarakan niatnya untuk mengembalikan aset milik pertokoan berupa lahan emperan yang selama ini dipakai berdagang para PKL. Harapannya, tanah tersebut bisa difungsikan sebagai area pedestrian.
“Yang dulu di-kerowok (dipakai) 5 meter itu ya, yang mestinya berfungsi untuk pejalan kaki dipakai teman-teman PKL. Jadi akan saya serahkan kembali, dengan catatan tetap itu menjadi ruang publik pejalan kaki, jangan nanti di situ tokone njembarke (memperluas) untuk jualan,” kata Sultan.
Terpisah, Kepala Dinas Koperasi dan UKM (KUKM) DIY, Srie Nurkyatsiwi menerangkan setidaknya terdapat total 1.838 PKL yang jadi sasaran relokasi ke lokasi baru PKL Malioboro.
Sebagian dipindah ke Teras Malioboro 1 yang memiliki daya tampung 800 lapak dan sisanya di Teras Malioboro 2 sebagai shelter sementara. “Teras Malioboro 2 itu sekitar seribu (kapasitas),” ucap Siwi.
Siwi mengatakan, relokasi saat ini masih berada di tahap pengundian nomor lapak. Sedangkan proses boyongan ditarget mulai 1 Februari 2022 mendatang. “Boyongan secara bertahap. Kan ada yang sudah siap, ada yang masih berbenah,” kata Siwi.
Teras Malioboro 1 dan 2 ini, kata Siwi, mengakomodir para pedagang kuliner, sandang, kerajinan, cinderamata, dan lain sebagainya. Para PKL akan difasilitasi kebutuhan primer seperti listrik, air, pengelolaan sampah, jaringan internet, dan tentunya legalitas.
“Dan tempat lapak yang free. Atraksi skema budaya nanti juga akan dihadirkan di sini,” sebut Siwi.
“Karena kita bicara tidak hanya dagangannya laku, tapi kita juga beri kenyamanan para pelaku usaha, pengunjung, dan bagaimana perlindungan bagi konsumen,” ujar dia mengungkap rencanan Pemkot di lokasi baru PKL Malioboro tersebut.
Dapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.