Djawanews.com – Kasus-kasus dari oknum polisi yang melakukan pelanggaran akhir-akhir ini terus bermunculan. Hal itu menjadi perhatian Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Pelanggaran terbaru yakni peristiwa Kapolres Nunukan Syaiful Anwar yang menghajar anak buahnya, Brigadir Sony Limbong. Menyusul kemudian aksi Bripka MN menembak mati rekannya sesama anggota Polri, Briptu Khairul Tamimi.
Jenderal Listyo mengatakan semua bentuk pelanggaran tersebut akan menjadi koreksi bagi Korps Bhayangkara.
Hal itu, karena perbuatan-perbuatan pelanggaran yang dilakukan oknum polisi tersebut berdampak buruk juga bagi insititusi Polri. Dan itu akan membuat sia-sia polisi yang telah berbuat positif kepada masyarakat karena telah disamaratakan dengan polisi yang negatif.
“Masih sangat banyak polisi yang baik dibanding oknum sehingga manfaatkan perkembangan teknologi untuk memunculkan terobosan kreatif dan positif yang ada,” kata Kapolri dalam siaran pers, Kamis, 28 Oktober.
Sigit lantas menyinggung soal kepemimpinan, baik itu polsek, polres, polda hingga tingkat pusat dengan mengutip peribahasa, 'Ikan Busuk Mulai dari Kepala'.
"Ada pepatah, ikan busuk mulai dari kepala, kalau pimpinannya bermasalah maka bawahannya akan bermasalah juga,” tegas Sigit.
Sigit menegaskan bawa institusi Polri memiliki komitmen untuk memberikan penghargaan (reward) kepada personil yang berprestasi. Namun juga sebaliknya akan menindak tegas bagi yang melakukan pelanggaran.
"Kalau tak mampu membersihkan ekor maka kepalanya akan saya potong. Ini semua untuk kebaikan organisasi yang susah payah berjuang. Menjadi teladan, pelayan, dan pahami setiap masalah serga suara masyarakat agar bisa ambil kebijakan yang sesuai," tegas Sigit.