Djawanews - Kenaikan kasus Covid-19 dalam sepekan terakhir ini melonjak sangat tinggi. Kabar buruknya kondisi para tenaga kesehatan sebagai garda terakhir, sudah sangat memprihatinkan.
Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melaporkan, kondisi para tenaga kesehatan di sejumlah daerah dengan jumlah kasus positif yang meledak seperti ini cukup mengkhawatirkan.
"Masih banyak antrean pasien. Itu gambaran dari kondisi faktual yang ada. Ini peringatan buat kita. Dokter di hilir (ruang pelayanan darurat) di fasilitas layanan kesehatan punya keterbatasan baik secara fasilitas maupun sumber daya manusia (SDM) yang berkaitan dengan kondisi psikis mereka," papar Ketua Tim Mitigasi Dokter PB IDI, Adib Khumaidi, dalam konferensi pers secara virtual, Minggu 27 Juni sore.
Bukan hanya bertambahnya pasien. Masalah lain adalah, semakin banyak juga dokter, perawat atau tenaga kesehatan lainnya yang terpapar Covid-19. Meski mereka umumnya sudah mendapat suntik vaksin, tapi tetap saja memerlukan perawatan atau isolasi mandiri.
Kombinasi ini yang bikin tenaga untuk melakukan pelayanan menjadi terbatas. Belum lagi fasilitas dan SDM yang berpotensi menyebabkan pelayanan di rumah sakit menjadi kolaps.
"Dokter yang meninggal siang ini saja bertambah empat orang karena Covid-19. Memang jumlah kasus ini tidak sebanyak di Januari 2021 lalu," katanya.
Adib mengatakan terdapat tenaga kesehatan yang kini sedang menjalani perawatan intensif serta isolasi mandiri. Sebanyak 503 tenaga kesehatan berada di Jawa Tengah, 231 dirawat di Yogyakarta, 163 di Surabaya.
"Perlu ada intervensi, tidak hanya andalkan di hilir. Sekarang kondisi sudah mengkhawatirkan jangan sampai pelayanan kesehatan kolaps. Kalau kalut bisa membahayakan," katanya.