Djawanews.com – Kementerian Luar Negeri Jepang memperingatkan ada potensi serangan teroris di Indonesia dan 5 negara lainnya di Asia Tenggara. Peringatan ini dirilis setelah pihak Tokyo menerima informasi soal ‘kemungkinan peningkatan risiko serangan seperti bom bunuh diri’.
Dalam peringatan tersebut, Jepang meminta warganya agar menjauhi tempat-tempat ibadah dan potensi keramaian di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Myanmar, dan Singapura.
Dilansir dari AP News, peringatan ini membuat otoritas di negara-negara itu kebingungan. Pasalnya, mereka tidak menerima informasi lebih lanjut dari Tokyo maupun potensi serangan di wilayah mereka.
Beberapa negara mengaku Jepang tidak memberikan informasi lebih rinci. Sebut saja Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Tanee Sangrat dan Kementerian Luar Negeri Filipina yang mengaku tidak menerima informasi lebih lanjut mengenai potensi peningkatan serangan.
Sementara itu, Juru Bicara Kemenlu RI Teuku Faizasyah membantah ada peringatan yang dikirimkan kepada warga Jepang di Indonesia.
Peringatan Pemerintah Jepang ini terjadi hanya beberapa hari setelah Detasemen Khusus Anti Teror 88 Mabes Polri menangkap empat orang terduga teroris di Bekasi dan Jakarta pada Jumat (10/9). Salah satu sosok yang diamankan adalah Thoriquddin alias Abu Rusydan, Dewan Syuro Jamaah Islamiyah.
Pengamat Terorisme Ridlwan Habib menyebut Abu Rusydan merupakan sosok penting dalam jejaring terorisme di Indonesia. Ia alumni pelatihan militer mujahidin Afghanistan pada 1990. Abu juga disebut pernah latihan militer di Camp Sadda, Pakistan dan pernah kontak langsung dengan Osama Bin Laden.
Ridlwan memperingatkan potensi serangan balasan dari para pengikut Abu Rusydan setelah penangkapan ini.
"Tokoh senior ini banyak murid online-nya yang dalam istilah kontra-terorisme disebut lone wolf," ujarnya.