Djawanews.com – Kehadiran Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa ketika Presiden Joko Widodo lepas landas di Bandara Soekarno-Hatta untuk mengikuti kegiatan KTT G20 dianggap sebagai sinyal menjadi Panglima TNI berikutnya dinilai berlebihan.
"Ya, saya pikir betul (berlebihan) bahwa jika Panglima TNI tidak bisa hadir (mengantar) tentunya salah satu dari kepala staf bisa mewakili dalam tugas," ujar peneliti senior Marapi Consulting and Advisory Beni Sukadis, mengutip kompas.com, Senin, 1 November.
Beni melihat hal itu tak perlu dianalisis lebih jauh. Sebab, kehadiran Andika merupakan sebagai pengganti Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Selain itu, momen pengantaran tersebut merupakan bagian dari protokoler kepresidenan.
"Sehingga tidak perlu dianalisa sejauh itu bahwa dia akan menjadi calon Panglima TNI karena Hadi yang berhalangan hadir," kata dia.
Perihal siapa yang akan menggantikan Hadi, menurut Beni, Jokowi tentu saja sudah memikirkan secara mendalam berdasarkan kriteria. Jika nantinya memang Andika yang terpilih, hal itu tak lepas faktor keputusan politik yang melekat dari semua kebijakan Presiden.
"Jadi tidak usah menganalisis terlalu jauh," ucapnya.