Djawanews.com – Institut Seni Indonesia atau ISI Yogyakarta telah mendaftarkan karya-karya seni mahasiswanya agar terlindungi Hak Atas Kekayaan Intelektual atau HAKI.
Inisiatif mendaftarkan karya mahasiswa agar terlindungi HAKI-nya itu dilakukan sejak dua tahun ke belakang.
“Karya seni hasil kuratorial terbaik yang dipamerkan sebagai tugas mahasiswa, kami daftarkan untuk mendapatkan HAKI,” kata Dekan Fakultas Seni Media Rekam, ISI Yogyakarta, Irwandi pada Jumat, 29 Oktober.
Irwandi menjelaskan kampus sama sekali tak ikut mengelola hak ekonomi yang mengikuti pendaftaran HAKI dari setiap karya mahasiswa itu. ISI mempunyai kepentingan dalam hal perlindungan karya untuk pendidikan dan pengetahuan serta mengantisipasi modus pembajakan karya.
“Untuk hak ekonomi atas karya itu sepenuhnya dikelola pembuat karya,” kata Irwandi menegaskan.
Pembantu Dekan FSMR ISI Yogyakarta, Pamungkas Wahyu Setyanto mengungkapkan bahwa pendaftaran HAKI di antaranya dilakukan terhadap karya mahasiswa dalam ajang pameran bertajuk Jalan Menuju Media Kreatif atau JMMK#13.
Pameran JMMK#13 tersebut digelar di FIAP Exhibition Center-FEC, Galeri Pandeng, FSMR ISI, 28 Oktober-12 November.
ISI Yogyakarta Miliki Pameran Jalan Menuju Media Kreatif Tiap Tahun
Dari total 65 karya mulai fotografi, film dan televisi, serta film animasi dan game itu, ada enam karya plus tiga karya terbaik dari setiap program studi yang didaftarkan memiliki HAKI.
“Ketika karya didaftarkan HAKI maka pengelolaan karya itu akan berada di lembaga (ISI) selama 50 tahun. Jadi jika ada tindakan terkait hukum atas karya itu, kampus yang turun menangani,” kata Pamungkas.
Pamungkas menambahkan untuk menguatkan legalitas karya mahasiswa yang dibuat, selama dua tahun terakhir katalog-katalog karya mahasiswa dalam JMMK pun didaftarkan ke ISBN atau International Standard Book Number.
“Jadi karya mahasiswa dalam katalog itu pun punya identitas yang terlembagakan badan hukum dan secara akademis bisa dipertanggungjawabkan,” kata Pamungkas.
Kegiatan JMMK FSMR ISI merupakan pameran dan tayang seni virtual yang resmi bertaraf internasional karena telah mendapatkan sertifikasi dari Fédération Internationale de l’Art Photographique atau FIAP.
Program tahunan itu sudah digelar sejak 2009 dan diikuti oleh mahasiswa, staf pengajar Program Studi Fotografi, Televisi, dan Animasi FSMR ISI Yogyakarta.
Selain itu juga diikuti oleh kolega dunia akademis, industri, para profesional, dan seniman seni media rekam, baik dalam negeri maupun luar negeri. Dengan situasi pandemi COVID-19 masih terjadi, Irwandi mengatakan kegiatan itu dihelat secara virtual dan memanfaatkan aplikasi berbasis android sebagai media representasi karya.
Untuk mendapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.