Djawanews.com - Indonesia kini tenah bersiap mewujudkan visi Indonesia Emas melalui industri 4.0. Perkembangan ekonomi digital dan industri 4.0 di Indonesia menjadi yang tercepat di Asia Tenggara.
Upaya ini akan menjadi kekuatan tersendiri bagi Indonesia untuk mewujudkan visinya.
“Ekonomi digital dan industri 4.0 Indonesia tercepat di Asia Tenggara. Indonesia memiliki startup sekitar 2.193, kelima terbesar di dunia. Indonesia memiliki 5 unicorn dan Indonesia bahkan telah memiliki 1 decacorn,” ujar Presiden Joko Widodo.
Industri 4.0 Indonesia diperkirakan akan berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia dengan jumlah mencapai 133 miliar dollar AS pada tahun 2025. Didukung 185 juta penduduk yang terhubung layanan internet, kemajuan industri tersebut akan mengantarkan Indonesia menuju 10 besar kekuatan ekonomi global pada tahun 2030 mendatang.
Indonesia telah menyiapkan peta jalan implementasi “Making Indonesia 4.0” yang diluncurkan sejak 2018 lalu. Melalui peta jalan tersebut, terdapat tiga hal utama yang akan menjadi kekuatan dan fokus yang akan ditempuh Indonesia dalam mewujudkan pengembangan industri 4.0.
Fokus pertama yang sekaligus menjadi kekuatan utama Indonesia adalah bonus demografi. Hal ini akan memperkuat kualitas SDM Indonesia. Jumlah usia produktif di Indonesia akan tumbuh dua kali lipat tahun 2030 nanti.
Namun, tantangan yang harus dihadapi adalah menyiapkan SDM dalam jumlah besar itu untuk mampu menghadapi tantangan digital di masa mendatang.
Dalam hal ini, Presiden Joko Widodo meyakini bahwa negara-negara maju seperti Jerman dapat mendukung penguatan SDM Indonesia. Hal ini bisa dilakukan melalui kerja sama pengembangan pendidikan vokasi, penguatan riset, dan penguatan universitas berbasis teknologi.
Sementara fokus kedua dalam peta jalan tersebut ialah penciptaan iklim investasi yang mendukung pengembangan industri 4.0. Kepala Negara mengatakan bahwa pembenahan iklim investasi membutuhkan pembenahan reformasi struktural.
“Pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja adalah salah satunya. Undang-Undang Cipta Kerja ini akan mempermudah izin usaha, memberikan kepastian hukum, dan memberikan insentif. Undang-Undang Cipta Kerja juga memberikan insentif bagi ekonomi digital dan mendukung pengembangan industri 4.0,” kata Presiden Jokowi.
Fokus ketiga, Indonesia akan berinvestasi pada pembangunan hijau. Menurut World Economic Forum, Indonesia memiliki potensi bisnis sebesar 10,1 triliun dollar AS dengan peluang pembukaan 395 juta lapangan kerja baru hingga 2030 mendatang.
Berbagai terobosan, Presiden mengemukakan, telah dilakukan Indonesia dalam sektor tersebut. Di antaranya pengembangan biodiesel dari kelapa sawit hingga penerapan pembangkit listrik tenaga surya atap di sektor rumah tangga.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.