Djawanews.com – Sebanyak 30 pelaku usaha jamu gendong di Yogyakarta baru saja mengikuti bimbingan teknis (bimtek) soal sanitasi dan higinitas serta dokumentasi saat memproduksi jamu yang diadakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makan (BPOM) Indonesia.
Salah satu pelaku usaha jamu gendong yang mengikuti bimtek tersebut, Puji Rahayu mengaku sangat senang mendapatkan pelatihan dari BPOM soal cara memproduksi jamu yang aman dan terjaga higinitas serta sanitasinya.
“Banyak pengetahuan baru yang kami peroleh. Sekarang kami mengenakan kelengkapan higiene dan sanitasi saat memproduksi jamu seperti masker, sarung tangan, dan penutup kepala,” ujar Puji melansir Antara.
Selain itu, Puji mengaku bahwa dirinya juga semakin mengerti cara memilih bahan baku obat herbal yang baik.
“Kami pilih yang sudah terdaftar di BPOM,” ujar Puji.
Sementara itu, Kepala BPOM Indonesia Penny K Lukito mengataka, bimbingan teknis tersebut merupakan bentuk kepedulian BPOM dalam mendukung pengembangan usaha jamu atau obat-obatan tradisional di Indonesia.
“Jamu sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia dan sebagian besar, sekitar 90 persen pelaku usaha jamu ini adalah usaha mikro kecil sehingga membutuhkan perhatian,” terang Penny.
Bentuk perhatian yang kemudian diberikan BPOM yakni dengan memberikan bimtek mengenai cara memproduksi jamu dengan memperhatikan faktor higiene dan sanitasi.
“Harapannya produk jamu yang dihasilkan pun aman dikonsumsi dan mutunya pun terus dapat ditingkatkan,” sambung Penny.