Djawanews.com – Demi mencegah Barat ikut campur dengan urusannya, Vladimir Putin telah menempatkan pasukan dan senjata nuklir Rusia dalam siaga tinggi.
Sementara AS dan Nato dikabarkan masih enggan ikut campur dalam perang Rusia Ukraina karena khawatir dengan senjata nuklir Rusia.
Rusia memang dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki peralatan militer canggih dan lengkap. Salah satu yang paling ditakuti adalah senjata nuklir Rusia.
Senjata itu diklaim mampu menghancurkan sepertiga wilayan Ukraina dalam sekali tembakan.
Larangan Penggunaan Senjata Nuklir
Penggunaan senjata nuklir dalam perang memang sudah dilarang, setelah bom atom dijatuhkan meluluhlantakkan Jepang pada tahun 1945.
Dampak nuklir tidak hanya menghancurkan satu wilayah, tetapi juga mengancam kehidupan di wilayah yang dikenainya.
Contohnya saja banyak anak-anak Jepang terlahir cacat akibat radiasi nuklir dari bom atom yang dijatuhkan pihak sekutu.
Pidato Putin yang mengatakan senjata nuklir Rusia sudah siaga tentu menjadi ketakutan seluruh dunia. Artinya tombol merah senjata nuklir tersebut bisa ditekan kapan saja.
Tombol merah yang dimaksud di sini hanya sebagai simbolis saja, bukan tombol merah yang sesungguhnya.
Karena pada senjata nuklir, tidak ada tombol berwarna merah tersebut.
Senjata Nuklir Rusia Butuh Peran 3 Orang
Dilansir dari hops.id, senjata nuklir baru bisa diluncurkan jika 3 kode senjata tersebut digabungkan.
Ketiga kode tersebut tersimpan dalam 3 koper berbeda, dan hanya 3 orang di Rusia yang memegang koper tersebut.
Artinya senjata nuklir Rusia hanya bisa diluncurkan jika ketiga orang tersebut sepakat menggunakannya.
Jika hanya satu atau dua orang, senjata nuklir tersebut tidak bisa aktif. Putin tidak bisa menggunakan senjata nuklir tersebut sendirian.
Hal ini dibuat untuk meminimalisir terjadinya kesalahan atau kekalaian. Sehingga senjata nuklir hanya bisa digunakan dengan pertimbangan penuh.
Siapa tiga orang yang memiliki koper yang berisikan kode senjata nuklir tersebut?
Mereka adalah Presiden Rusia Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Jendral Sergei Shoigu, dan Kepala Staf Valery Gerasimov.
- Presiden Rusia Putin
Selaku pemimpin tertinggi Rusia, Putin berhak memegang salah satu koper berisi kode senjata nuklir tersebut.
Banyak pihak yang menyebut bahwa Putin seorang yang gila dan penjahat perang.
Pidatonya tentang ancaman terhadap Barat tentu menjadi kekhawatiran banyak pihak. Karena Putin bisa menggunakan senjata nuklir tersebut untuk mencapai tujuannya.
- Menteri Pertahanan Jenderal Sergei Shoigu
Orang kedua yang berhak memegang kode senjata nuklir Rusia adalah Menteri Pertahanan, Jenderal Sergei Shoigu.
Ia merupakan orang kepercayaan Putin. Sergei Shoigu sudah menjadi menteri sejak tahun 1991.
Putin mengangkatnya sbagai Menteri Pertahanan sejak tahun 2012 lalu.
Ia telah bekerja sama dengan Putin kurang lebih 30 tahun, dan menjadi salah satu tokoh kunci dalam invasi ke Ukraina saat ini.
- Kepala Staf Valery Gerasimov
Orang ketiga yang memegang kode senjata nuklir Rusia adalah Wakil Menteri Pertahanan Pertama, atau Kepala Staf Valery Gerasimov.
Ia menjadi Kepala Staf Militer Rusia sejak tahun 2012. Valery Gerasimov juga menjadi salah satu orang kepercayaan Putin.
Sama seperti Putin, Valery Gerasimov juga tidak ragu menggunakan senjata nuklir, jika keamanan di Rusia sedang terancam.
Valery Gerasimov juga termasuk sosok yang diberi sanksi oleh Barat karena melakukan banyak tindakan yang melanggar kemanusiaan.
Mengingat dua sosok yang memegang kode senjata nuklir tersebut merupakan orang kepercayaan Putin, bukan tidak mungkin jika senjata nuklir Rusia tersebut benar-benar diluncurkan dalam situasi perang.