Djawanews.com – Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada pagi tadi, Senin, 10 Juni. Erupsi disertai muntahan guguran lava pijar sejauh 2.500 meter.
Muntahan guguran lava pijar keluar dari kawah puncak Gunung Semeru menuju kawasan Besuk Kobokan dan tercatat terjadi hingga belasan kali.
Dalam rekawan CCTV warga di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, terpantau guguran lava pijar terlontar dari puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa ini.
Berdasarkan laporan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pantau Gunung Semeru secara periodik selama 6 jam terakhir sejak pukul 00:00 - 06:00 WIB, teramati telah terjadi 13 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 1.000-2.500 meter mengarah ke tenggara atau besuk kobokan.
Selain itu, letusan asap juga terjadi sebanyak 26 kali dengan tinggi kolom abu mencapai 200-600 meter yang condong mengarah ke selatan dan barat daya. Secara kegempaan, PVMBG juga mencatat terjadi beberapa kali gempa letusan, guguran, hembusan, tremor harmonik, vulkanik dalam hingga getaran tektonik jauh.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Yudhi Cahyono menyampaikan hingga kini status Gunung Semeru masih pada level III (Siaga)
"Gunung Semeru mengelurkan lava pijar sebanyak 13 kali kepulan asap sampai 26 kali. Status masih level III (Siaga)," katanya.
Meski demikian, ia menyebut tidak ada laporan dampak atas intensifnya aktivitas vulkanik tersebut. "Dampaknya sementara ini tidak ada," kata Yudhi.
Namun, Yudhi tetap mengimbau agar masyarakat di sekitar lereng gunung untuk tetap waspada lontaran lava pijar terutama saat malam hari. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mematuhi rekomendasi pihak PVMBG mengenai batas jarak aman dalam melakukan aktivitas baik dari puncak maupun dari aliran sungai lahar yang berpotensi terjadinya banjir lahar dingin dan hujan abu vulkanik.