Djawanews.com – Gerbang perbatasan Malaysia dan Singapura baru mulai dibuka pada Senin, 29 November. Sejumlah pekerja khawatir dengan kemunculan virus COVID-19 jenis Omicron.
Untuk memasuki kawasan negara tetangga, pemerintah dari kedua negara mensyaratkan untuk memberikan hasil tes negatif COVID-19.
Setelah adanya kabar varian virus baru yaitu COVID-19 jenis Omicron, pemerintah Malaysia menambah syarat untuk dilakukan tes ulang setibanya di tempat tujuan.
“Perbatasan mungkin bisa tutup dalam waktu dekat karena varian baru itu. Sejujurnya, saya khawatir terperangkap,” kata seorang pekerja.
Sebelum adanya peraturan buka-tutup gerbang perbatasan, sekitar lebih dari 300 ribu warga Malaysia bepergian ke Singapura untuk bekerja. Namun, setelah pandemi pada Maret 2020 lalu, pemerintah dari kedua negara memutuskan untuk menutup akses gerbang perbatasan tersebut.
Setelah dilakukan pentupan selama lebih dari satu tahun, pemerintah Malaysia dan Singapura memutuskan untuk membuka gerbang perbatasan pada hari ini melalui Menteri Singapura, Lee Hsien Loong dan PM Malaysia, Ismail Sabri Yaakob.
Salah satu pekerja yang sempat terperangkap di negara tetangga mengaku senang karena gerbang perbatasan telah dibuka pada hari ini. Ia tak sabar bertemu putranya setelah lebih dari satu tahun tak dapat kembali ke kampung halaman.
“Sepanjang pagi, mereka menelepon. ‘Sudah di mana?’ sudah naik bus?’ Saya ingin memeluk mereka, mencium mereka. Saya sangat merindukan mereka,” ungkap seorang wanita yang merindukan anaknya.
Dengan kemunculan varian Omicron, para pekerja khawatir gerbang perbatasan akan ditutup kembali setelah baru saja hari ini gerbang tersebut dibuka.
Ingin tahu informasi menarik tentang virus omicron lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews