Djawanews.com – Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengungkapkan beratnya kondisi finansial maskapai penerbangan berpelat merah tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan, PT Garuda Indonesia Tbk tercatat memiliki utang sebesar Rp70 triliun atau US$4,9 miliar.
Deretan utang tersebut terdiri dari utang jangka pendek mencapai US$754 juta, di mana US$236,63 juta di antaranya merupakan hutang perbankan.
Garuda Indonesia tercatat berhutang pada Bank Panin US$119,84 juta, Bank Permata US$31,6 juta, dan ICBC Bank US$24 juta.
Tak hanya itu, Garuda Indonesia juga mencatat hutang jangka panjang sebesar US$260,95 juta, dengan rincian US$37,27 juta dari Bank Maybank, dan US$205.488 dari Bank BCA.
Penundaan pembayaran yang dilakukan perusahaan kepada pada pemasok, turut menyebabkan jumlah utang tersebut membengkak lebih dari Rp1 triliun per bulannya.
Utang Rp70 triliun itu bahkan diakui Irfan membuat pihaknya menawarkan pensiun dini bagi karyawan perusahaan.
Simak terus update terbaru seputar Garuda Indonesia. Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.