Djawanews.com – Menteri BUMN Erick Thohir merespon deklarasi Koalisi Pendukung Cinta Republik (PCR) soal kemungkinan maju di Pemilihan Presiden (Pilpres 2024). Ia mengatakan dirinya pasti gagal, termasuk jika berpasangan dengan Luhut.
"Pasti dua-duanya gagal. Presiden (harus) orang Jawa kok, iya kan?! Sudah pasti ini pasangan yang gagal. Ayo kita salaman hari ini. Sudah, dua-duanya bukan orang Jawa," kata Erick dalam acara Kick Andy, Minggu malam, 14 November.
Deklarasi Koalisi PCR diduga merupakan sindiran kepada sejumlah pejabat terkait isu bisnis PCR. Nama Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir termasuk yang disebut. Keduanya telah menyampaikan klarifikasi soal kabar itu.
Dalam kesempatan itu, Andy F. Noya juga menanyakan soal kemungkinan Erick Thohir banyak diserang, karena bisa menjadi 'kuda hitam' yang peluangnya menguat di Pilpres 2024.
"Sampai di sini, Anda punya ambisi enggak? Ambisi bisa positif lho," ujar pembawa acara program Kick Andy itu.
"Ambisi positif, oke. Ambisi buta, bahaya. Kalau kita lihat kan, saya sangat percaya pada struktural daripada Indonesia saat ini. Presiden itu masih dari orang Jawa," ujar Erick Thohir.
Erick Thohir berpendapat orang luar Jawa bisa jadi presiden di Indonesia masih membutuhkan waktu. Saat ini, ujar Erick Thohir, pertimbangan masyarakat dalam memilih masih dipengaruhi faktor emosional.
"Paradigma itu mungkin 10-15 tahun lagi, ketika generasi milenial dan Z-nya sudah jauh lebih besar. Sekarang saya rasa pemilihan emosional masih terjadi," imbuhnya.
Meski demikian, Erick Thohir mencermati survei-survei politik terkait popularitas dan elektabilitas sosk yang berpotensi maju di Pilpres 2024.
"Terus yang kedua, di survei-sruvei, elektabilitas cuma 1,8 persen. Kalau kita lihat yang lain sudah 5 persen, ada yang 30 persen. Jauh lah."
Erick Thohir mengatakan masih terlalu dini untuk membicarakan Pilpres saat ini. Sekarang ia ingin tetap fokus pada pekerjaannya di posisi pembantu Presiden, sebagai Menteri BUMN.
"Konteks hari ini terlalu dini. Lebih baik, saya juga akan ditagih nanti. Apakah saya masih di dalam atau di luar pemerintah, pasti saya ditagih, 'Mana kinerjanya?'," kata Erick Thohir.