Djawanews.com – Juru bicara PKS, M Kholid memberikan klarifikasi terkait kabar partainya tengah menjalin komunikasi intens dengan Partai Golkar di tengah belum resminya rencana koalisi dengan NasDem dan Demokrat.
Kholid mengatakan bahwa justru partainya lah yang didekati Partai Golkar. Dia menegaskan, saat ini PKS masih terus mematangkan rencana koalisi bersama NasDem dan Demokrat.
"Saya ingin luruskan, seolah-olah PKS yang pendekatan ke Golkar, tapi yang faktual, Golkar yang berusaha membuka komunikasi ke PKS," ujar Kholid dalam keterangannya, Jumat, 30 September.
Saat ini, lanjut Khalid, PKS masih memprioritaskan agenda dan format koalisi dengan NasDem dan Demokrat.
"PKS saat ini fokus mematangkan format koalisi dengan NasDem dan Demokrat. Bagi PKS, menuntaskan agenda dan format koalisi antara PKS, Nasdem, Partai Demokrat menjadi prioritas kami saat ini," katanya.
Kendati demikian, Kholid mengatakan penjajakan komunikasi sesama partai merupakan hal yang wajar. Antara partai saling mencoba melihat kesamaan lumrah terjadi.
Sejauh ini, Kholid menuturkan hubungannya dengan sesama partai terjalin dengan baik. Bahkan dengan Golkar yang telah masuk komunikasi di tataran antarpimpinan.
"PKS memiliki hubungan yang sangat baik dengan Golkar. Silaturahmi informal antar pimpinan PKS dan Golkar itu hal biasa karena hubungan kami sangat baik," ungkapnya.
Hubungan baik PKS juga direalisasikan kepada anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) selain Golkar, yaitu PAN dan PPP.
"Karena itu, PKS akan tetap jaga komunikasi politik bersama teman-teman di KIB dengan baik, lancar tanpa ada hambatan," kata Kholid.
Sebagaimana diketahui, PKS dan Partai Golkar rupanya sering mengadakan pertemuan. Namun isi pembahasannya hanya bisa diungkap oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
"Mereka (Golkar-PKS) sering ketemu. Cuman soal apa kesepakatan-kesepakatan tanya saja sama ketua umum. Kalau para ketum partai sudah sering mereka lakukan kadang-kadang tanpa ekpos. Tapi apa substansinya itu lebih baik tanya ke beliau langsung (Airlangga Hartarto)," kata Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Minggu, 25 September.
Namun, Agung tidak berkomentar banyak ketika ditanya apakah bahasan tersebut terkait dengan Pemilu 2024 atau bukan.
"Termasuk apakah ada koalisi kami, gabung KIB atau sebagaimana. Tanyakan ke beliau langsung," ujarnya.
Sebelumnya, NasDem sempat angkat bicara soal kedekatan PKS dan Golkar. Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menyebutkan, pembentukan koalisi masih sangat dinamis jadi apapun bisa terjadi.
"Semua masih lakukan komunikasi satu dan lainnya. Apa jaminan koalisi yang ada akan berangkat? Kan nahkodanya belum ada. Masih bisa kocok ulang," ujar Willy kepada wartawan, Kamis, 29 September.
Wakil Ketua Baleg DPR itu menegaskan, semua dinamika politik jelang Pilpres 2024 masih bisa berubah. Namun NasDem, kata Willy, punya batas waktu hingga November mendatang terkait persiapan Pilpres 2024.
"Semua masih sangat dinamis jelang pilpres. NasDem sendiri punya batas waktu hingga November 2022 soal persiapan pilpres," kata Willy.
Dia pun menegaskan, apabila kerja sama politik dengan PKS batal, maka rencana koalisi otomatis batal. Sebab, gabungan suara NasDem dan Demokrat belum cukup memenuhi ambang batas untuk mengusung pasangan capres cawapres.
"Kalau nggak cukup, ya bubar jalan lah. Itu yang saya bilang dinamika. Oh NasDem juga buka komunikasi yang lain juga buka," kata Willy.