Djawanews.com – Hampir 70 persen warga Amerika Serikat (AS) yang belum divaksin lebih memilih berhenti dari pekerjaan mereka daripada tunduk pada aturan wajib vaksinasi. Angka itu didapatkan dari sebuah jajak pendapat terbaru di negeri Paman Sam tersebut.
Terungkapnya jajak pendapat yang menolak vaksin tersebut beriringan dengan survei lain yang menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen perusahaan merencanakan persyaratan wajib vaksin pada akhir tahun.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Washington Post dan ABC News, 35 persen dari 1.066 individu yang belum divaksinasi mengatakan mereka akan meminta pengecualian berdasar agama atau medis jika majikan mereka mengadopsi kewajiban vaksin, sementara 42 persen mengatakan mereka akan berhenti kerja.
Dan ketika ditanya apa yang akan mereka lakukan jika tidak ada pengecualian yang tersedia, mayoritas memilih untuk bergabung dengan 42 persen itu. Mereka yang akan berhenti kerja jika diperintahkan untuk vaksin mencapai 67 persen.
Perdebatan tentang wajib vaksinasi semakin keras dalam beberapa pekan terakhir, ketika pemerintah mencoba kebijakan itu. Hal yang mengejutkan banyak orang, American Civil Liberties Union mengklaim, vaksinasi wajib sebenarnya mendukung kebebasan sipil dan bahwa hak atas otonomi tubuh tidak ‘mutlak’.
Amerika Serikat bukanlah satu-satunya negara yang memperingatkan warganya bahwa vaksinasi akan segera menjadi prasyarat untuk kegiatan sehari-hari dan rekreasi. Di Inggris, Prancis, dan beberapa negera lain mengadopsi mekanisme kontrol serupa.