Djawanews.com – Rombongan Komisaris Utama (Komut) Basuki Tjahja Purnama alias Ahok dihadang masyarakat ketika melakukan kunjungan kerja ke anak usaha PT Pertamina Gas, PT Petra Arun Gas (PAG), di Lhokseumawe, Aceh.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai penolakan warga terhadap Ahok tersebut mengindikasikan ada sesuatu dengan personal Ahok ataupun Pertamina.
"Jika ada demonstrasi, artinya ada masalah. Baik masalah personal Ahok maupun masalah di Pertamina," kata Ujang, mengutip rmol.id, Selasa, 7 Desember.
Lebih lanjut Ujang menyarankan Ahok dan jajaran mengevaluasi sikap dan kerja-kerja mereka di perusahaan plat merah tersebut. Karena publik merasa ada yang tidak beres.
"Itu semua harus segera diperbaiki dan dievaluasi. Baik secara personal maupun secara kelembagaan di Pertamina Aceh, soal tanah yang diungkap oleh para demonstran itu," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini.
Sebelumnya pengadangan terhadap Ahok itu terjadi pada Senin (6/12) pukul 12.15 WIB. Ketika itu Ahok hendak memasuki komplek PT PAG oleh massa aksi yang ingin menyampaikan orasi. Aparat keamanan yang berjaga di sekitar lokasi langsung menangani massa aksi yang menutup jalan mobil rombongan Ahok.
Koordinator aksi, Syamsuddin mengatakan, pihaknya mengadang rombongan mobil Komut Pertamina lantaran ingin menuntut keadilan dalam sengketa tanah yang terjadi di sekitar lokasi PT PAG.
"Kami hanya ingin penyelesaian sengketa lahan karena sudah berlarut-larut sampai puluhan tahun," ujar Syamsuddin kepada awak media, Senin, 6 Desember.
Dia menegaskan bahwa tidak ada maksud lain dari massa aksinya. Mereka hanya ingin bertemu Ahok secara langsung untuk menyampaikan aspirasi.
"Kami mengadang karena ingin ketemu dengan Ahok selaku Komisaris Utama," demikian Syamsuddin.