Djawanews.com – Kasus penipuan berkedok dukun pengganda uang terus berulang. Biasanya aksi dilakukan orang yang mengaku sakti dan mengajak orang lain agar menitipkan uangnya untuk digandakan.
Deretan Kasus Dukun Pengganda Uang
Dimas Kanjeng
Pada 2017, Taat Pribadi atau Dimas Kanjeng dijatuhi hukuman pidana 18 tahun penjara oleh PN Kraksaan, Probolinggo, Jawa Timur, karena menjadi otak pembunuhan dua santrinya, yaitu Abdul Ghani dan Ismail Hidayah. Keduanya dibunuh karena dikhawatirkan membongkar praktik penipuan yang dijalankannya.
Kasus pembunuhan itu pun pada akhirnya mengungkap penipuan ala padepokan yang dikelola Dimas Kanjeng. Dimas Kanjeng menipu jemaah dengan mengaku bahwa ia bisa menggandakan uang.
Menurut keterangan polisi, korban penipuan Dimas Kanjeng mencapai ribuan orang dan datang dari berbagai kalangan.
Pada 2018, Dimas Kanjeng dijatuhi hukuman 3 tahun dalam kasus penipuan sebesar Rp800 juta. Selain itu, Dimas Kanjeng juga sempat menjalani sidang lagi terkait kasus dugaan penipuan Rp10 miliar dan penipuan Rp13 miliar. Namun, di dua kasus itu, dia divonis nihil oleh majelis hakim.
Abah Yanto
Awal Januari 2023, polisi membongkar praktik dukun gadungan yang melakukan penipuan dengan modus penggandaan uang di Gresik, Jawa Timur. Dalam kasus itu, polisi menangkap dua orang, yaitu Mulyanto (43) alias Abah Yanto yang mengaku sebagai dukun dan seseorang bernama MI (48).
Abah Yanto melakukan ritual menggunakan darah manusia saat melancarkan aksinya. Darah manusia itu ia dapat dari MI yang menjual kantong-kantong darah PMI yang sudah kedaluwarsa.
Darah itu digunakan untuk menyiram keris yang disebut bisa menghisap darah sekaligus sebagai makanan jenglot.
Saat digerebek polisi, Abah Yanto mengaku sudah melakukan praktik perdukunan selama satu tahun. Praktik itu diketahui polisi dari laporan seorang warga yang jadi korban penipuan Yanto.
Korban mengaku sudah memberikan uang sebanyak Rp565 juta kepada Yanto. Namun, saat meminta balik duitnya, ia malah mendapatkan duit palsu.
Total ada enam korban yang dimintai keterangan oleh polisi. Namun, polisi menduga masih banyak korban lain yang belum melapor.
Wowon CS
Wowon Erawan alias Aki mengaku-aku bisa menggandakan uang. Mayoritas kliennya berasal dari kalangan tenaga kerja wanita (TKW).
Berdasarkan pernyataan kepolisian, ada 11 TKW yang menjadi korban penipuan Wowon. Namun, aksi penipuan itu justru mulanya terkuak dari temuan jenazah yang jadi korban pembunuhan Wowon bersama komplotannya, yaitu Duloh dan Dede, pada akhir 2022.
Total ada sembilan orang yang jadi korban pembunuhan berantai Wowon cs. Dua di antara korban tewas merupakan TKW. Mereka disebutkan dibunuh karena menagih duit yang dijanjikan Wowon.
Sementara tujuh korban lainnya masih merupakan kerabat Wowon cs. Mereka dibunuh karena mengetahui aksi Wowon cs. Sembilan korban pembunuhan Wowon cs ditemukan di daerah Cianjur, Bekasi, dan Garut, Jawa Barat. Kini Wowon, Duloh, dan Dede telah ditetapkan jadi tersangka pembunuhan berencana dan ditahan.
Mbah Slamet
Terkini, penemuan mayat yang jadi korban pembunuhan dukun pengganda uang Slamet Tohari alias Mbah Slamet di Banjarnegara, Jawa Tengah, bikin geger. Mulanya, ditemukan 10 jenazah yang terkubur di kebun milik Slamet.
Namun, kasus terus berkembang dan saat ini ditemukan total 12 jenazah yang diduga jadi korban pembunuhan Slamet. Saat ditemukan, kebanyakan mayat dalam kondisi tulang belulang.
Menurut pengakuan Slamet, ia mulai membunuh korbannya sejak 2020. Ia sendiri mengaku sebagai dukun pengganda uang.
Tamu-tamunya datang dari berbagai kota. Ia bekerja sama dengan seseorang berinisial BS yang perannya mengiklankan kemahiran Slamet sebagai pengganda uang di Facebook.
Adapun terungkapnya kasus ini berawal dari laporan GE, yang merupakan anak korban PO (53), warga Sukabumi, Jawa Barat. GE membuat laporan ke polisi pada 27 Maret 2023.
Saat bertemu untuk kedua kalinya dengan Slamet, PO sempat menitipkan pesan ke GE lewat pesan singkat agar melapor ke polisi jika dirinya tak bisa dihubungi lagi. Ia menyampaikan hal itu pada 23 Maret dan kemudian tak bisa dihubungi lagi pada 24 Maret 2023.
Menurut keterangan, Slamet membunuh korbannya karena kesal ditagih duit yang ia janjikan. Korban diberikan minuman yang dicampur racun ikan dengan dalih sebagai ritual.
Saat ini, Slamet dan tangan kanannya, yaitu BS, telah ditangkap polisi. Kasus masih terus dikembangkan polisi.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.