Djawanews - Presiden Jokowi menjelaskan penyebab meledaknya angka Covid-19 di Indonesia akibat varian baru yang lebih mudah menular. Jokowi kembali bersikukuh kalau PPKM Mikro masih menjadi cara jitu negeri ini untuk bisa mengatasi penularan Covid-19.
"Kenapa pemerintah memutuskan PPKM Mikro? Pemerintah melihat bahwa kebijakan PPKM Mikro masih menjadi kebijakan yang paling tepat untuk konteks saat ini untuk mengendalikan Covid-19 karena bisa berjalan tanpa mematikan ekonomi rakyat," kata Jokowi dalam siaran persnya yang diterima redaksi, Rabu 23 Juni.
Ucapan Jokowi itu dikatakan hanya beberapa saat sebelum Satgas Covid-19 merilis perkembangan penyebaran di tingkat nasional. Update 23 Juni 2021 pukul 12.00 WIB yang dirilis Satgas Covid-19, Indonesia bertambah 15.308 kasus.
Merujuk data Satgas Covid-19, Indonesia sebelumnya pernah mencetak rekor tertinggi jumlah kasus harian aktif. Pada 30 Januari 2021 lalu, kasus aktif di Indonesia pernah bertambah 14.518 orang. Tapi angka itu 'dikalahkan' pada Senin, 21 Juni 2021. Kasus positif Covid-19 secara nasional terhitung 21 Juni, bertambah 14.536 kasus.
Jokowi bilang, pemerintah sudah menerima banyak masukan tentang usulan diberlakukannya lagi PSBB dan lockdown. Apalagi tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit juga semakin meningkat.
Namun setelah hitung-hitungan dengan melihat kondisi ekonomi, sosial, politik di Indonesia, dan juga pengalaman-pengalaman dari negara lain, Jokowi punya jawaban. PPKM Mikro masih menjadi kebijakan yang paling tepat untuk menghentikan laju penularan Covid-19 hingga ke tingkat desa atau langsung ke akar masalah, yaitu komunitas.
"Saya sampaikan bahwa PPKM Mikro dan lockdown memiliki esensi yang sama, yaitu membatasi kegiatan masyarakat. Untuk itu, tidak perlu dipertentangkan. Jika PPKM Mikro terimplementasi dengan dengan baik, tindakan-tindakan di lapangan yang terus diperkuat, semestinya laju kasus bisa terkendali. Persoalannya, PPKM Mikro saat ini belum menyeluruh dan masih sporadis di beberapa tempat," tandasnya.