Djawanews.com – Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) sekaligus Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengusulkan agar penyelenggara haji Indonesia membangun atau membeli hotel atau kondominium di Mekkah dan Madinah.
Menurutnya, langkah ini tidak hanya akan meningkatkan kenyamanan jemaah haji, tetapi juga menjadi aset berharga yang produktif bagi Indonesia.
"Kalau ada duit, harus beli hotel di Mekkah dan Madinah. Beli hotel, dan menjadi aset dari pelaksanaan haji tiap tahun. Beli hotel atau bikin kondominium, atau bikin apartemen, atau apa saja, yang memungkinkan aset itu menjadi lebih produktif," ujar Cak Imin dalam sambutan pada diskusi publik yang bertajuk 'Revisi Undang-Undang Penyelengaraan Haji dan Umrah' di Jakarta, Rabu, 19 Februari.
Cak Imin menekankan pentingnya persiapan matang dalam penyelenggaraan haji. Dengan begitu tak terjadi berbagai masalah yang sering dialami saat ibadah haji.
Cak Imin mengaku juga sempat mengalami hal buruk ketika menjadi pengawas haji. Dia mesti menunggu selama beberapa jam untuk kembali ke tanah air.
"Amanah ini penting karena kita memahami betul bahwa pelaksanaan yang setiap tahun kita jalankan selalu menelan korban, sudah haji, haji lagi, pasti ada persoalan yang sebetulnya terulang-ulang. Apakah di tenda Mina, apakah di saat arofa, apakah di transportasi yang delay, kepulangannya itu saya saja harus menunggu hampir 2x24 jam di bandara," sebutnya.
"Sebuah pengalaman yang amat-sangat rumit padahal biaya yang dikeluarkan fair harga pasar, karena harga pasar maksudnya pelayanannya juga standar pasar, yang on time, yang terencana dengan baik. Dan berbagai hal yang perlu kita persiapkan dengan matang agar seluruh pelaksanaan haji bisa khusyuk, bisa membawa kenyamanan para jemaah kita," sambung Cak Imin.
Terlebih, penambahan kuota jemaah rata-rata sebesar 10 ribu terus terjadi setiap tahun. Karenanya, penyelenggara tak boleh berpura-pura tak tahu yang berdampak kurang maksimalnya persiapan.
"Jumlah jemaah yang terus meningkat, apalagi setiap tahun mendapatkan tambahan kuota rata-rata 10.000, setiap tahun mendapatkan tambahan kuota 10.000, jangan pernah lagi karena dapat tambahan pura-pura mendadak, pura-pura mepet waktu. Sudah jelas setiap tahun biasanya sudah dapat tempat 10 ribu, harus direncanakan dengan baik, sehingga kalau 10.000 nanti dapat lagi, semuanya terencana dengan tepat. Nah, pura-pura mendadak ini yang membuat kita kisruh, harus berhimpitan karena penambahan yang begitu besar jumlahnya 10 ribu," kata Cak Imin.