Djawanews.com - Beberapa spanduk langsung berdiri di Banjarnegara tidak lama usai KPK resmi menetapkan Bupati Budhi Sarwono dalam korupsi terkait pengadaan pada Dinas PUPR Pemkab Banjarnegara tahun 2017-2018. Bukan dukungan ke Budhi Sarwono melainkan cibiran.
Spanduk tersebut dipasang di dua titik di seputar Alun-alun Banjarnegara. Tidak jelas siapa pemasangnya. Tapi tulisan yang ada di dalam spanduk itu mengundang tawa.
'Terimakasih KPK Telah Menyelamatkan Banjarnegara',
'Kemenangan Satriya Satriya Pinunjul Banjarnegara, dan 'Selamat Jalan Bupatiku, semoga Tidak Kembali Lagi ke Banjarnegara'.
Di dalam spanduk itu ada tulisan FBB dan Forjasi. FBB merupakan singkatan dari Forum Banjarnegara Bersatu sedangkan Forjasi adalah Forum Jasa Konstruksi.
Kasus Korupsi Bupati Banjarnegara
Komisi Pemberantasan Korupsi bukan saja menetapkan Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono sebagai tersangka. Namun ada seorang pihak swasta yaitu Kedy Afandi.
Ada pun kasus ini bermula ketika September 2017 lalu, Bupati Banjarnegara memerintahkan Kedy yang juga orang kepercayaannya karena pernah menjadi ketua tim sukses saat Pilkada, memimpin rapat koordinasi yang dihadiri perwakilan asosiasi jasa konstruksi di Kabupaten Banjarnegara. Rapat ini, kata Firli, berlangsung di salah satu rumah makan.
Melalui rapat tersebut, seperti arahan Budhi, Kedy menyampaikan paket pekerjaan akan dilonggarkan dengan menaikkan harga perkiraan sendiri senilai 20 persen dari nilai proyek. "Dan untuk perusahaan-perusahaan yang ingin mendapatkan paket proyek dimaksud wajib memberikan fee sebesar 10 persen dari nilai proyek," ungkap eks Deputi Penindakan KPK tersebut.
Sempat Hina Luhut Panjaitan
Nama Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono sempat viral di media sosial karena menyebut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan “Menteri Penjahit”.
"Pada waktu PPKM Darurat Banjarnegara zona merah. Tapi, setelah ada instruksi Mendagri dan dijabarkan Pak Menteri Penjahit itu, Luhut Penjahit itu saya laksanakan instruksinya," kata Budhi, dalam potongan video berdurasi 1 menit 26 detik yang viral di media sosial.
Atas ucapannya tersebut, Budhi menyampaikan permohonan maaf kepada Luhut. Ia tidak menghapal nama dari koordinator penanganan COVID-19 di Indonesia itu.
"Mohon maaf kemarin saya menyebut ‘Menteri Penjahit’, karena saya tidak hafal namanya panjang sekali. Ini sekarang saya baca yang jelas, ini saya baca dan saya mohon maaf, (yang betul) adalah Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan," ujarnya lewat akun Instagram resmi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Senin, 23 Agustus.