Djawanews.com – Harga tes PCR yang tiba-tiba bisa turun menjadi menjadi Rp275.000 untuk wilayah Jawa-Bali dan Rp300.000 untuk di luar wilayah itu menjadi sorotan publik. PT Bio Farma (Persero) sebagai perusahaan yang memproduksi alat tes PCR pun menjelaskan struktur biaya yang membentuk harga tes PCR saat ini.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menjelaskan hal itu tidak terlepas dari harga reagen kit PCR yang semakin turun menjadi Rp90.000 per tes. Reagen kit PCR merupakan cairan yang digunakan untuk mendukung pengujian tes PCR swab maupun alternatif gargle PCR.
"Jadi yang dimaksud dengan harga Rp90.000 adalah harga reagen test kit PCR-nya, bukan tarif layanan PCR secara keseluruhan," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangan tertulisnya, dikutip pada Kamis, 11 November.
Lebih lanjut Honesti memaparkan dengan harga reagen yang Rp90.000 itu, kontribusi produk Bio Farma (seperti mBioCov-19 dan BioVTM/Biosaliva) hanya berkisar antara 31 persen-34 persen dari seluruh komponen pelayanan pemeriksaan PCR, sedangkan komponen lainnya diluar kendali Bio Farma.
Menurut Honesti, sejak Februari harga e-katalog untuk reagen kit PCR yakni pada kisaran Rp193.000 sudah termasuk PPN. Berkaitan dengan kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga tes PCR, maka saat ini sedang dalam proses pengajuan harga baru, yakni menjadi Rp89.100 termasuk PPN.
"Kebijakan dan penetapan tarif pemeriksaan PCR adalah kewenangan dari Kementerian Kesehatan. Sampai saat ini dengan harga Reagen sebesar Rp90.000, maka harga tarif layanan PCR di Bio Farma sendiri menjadi sekitar Rp275.000," kata dia.