Djawanews.com – Belum lama ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul mengambil sampel air yang ada di Kali Pancuran, Wonosari, untuk diuji di laboratorium. Menurut Aris Suryanto, Sekretaris DLH Gunungkidul, sampel air tersebut digunakan untuk memastikan apakah air sungai tercemar limbah seperti yang dilaporkan oleh masyarakat atau tidak.
“Ini jadi langkah awal melakukan kajian ilmiah terkait kandungan yang ada di Kali Pancuran,” ungkap Aris, Selasa (11/08/2020), dikutp dari Tribun Jogja.
Sebelumnya, masyarakat di Pedukuhan Besari, Desa Siraman, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul mengeluh atas kondisi air di Kali Pancuran yang menjadi keruh dan beraroma busuk. Pengujian laboratorium juga untuk membuktikan dugaan sumber pencemaran air, yaitu limbah industri tahu-tempe.
Hasil uji laboratorium akan menjadi dasar untuk menyelesaikan masalah yang terjadi antara warga dan pelaku industri. Menurut Aris, persoalan tersebut telah terjadi selama bertahun-tahun.
“Nanti akan diketahui secara jelas pihak mana yang berkontribusi dalam mencemari Kali Pancuran,” jelasnya.
Di tempat lain, Anna Prihatini, Kepala UPT Laboratorium DLH Gunungkidul, menjelaskan bahwa sampel air didapatkan dari 5 titik air sungai. Dari hasil laboratorium sementara, air terkontaminasi banyak jenis limbah.
“Namun ini belum hasil pasti karena kami baru mengambil sampel dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) industri tersebut,” ungkap Anna.
Jika Anda ingin mendapatkan info terkini lain, baik lokal, nasional, maupun mancanegara, ikuti terus berita hari ini.