Djawanews.com – Kementerian Pendidikan dan Pendidikan Tinggi Palestina mengungkapkan data mengejutkan bahwa total sebanyak 16.382 pelajar tewas dan 23.532 terluka sejak agresi Israel dimulai di Jalur Gaza dan Tepi Barat pada Oktober 2023.
Dalam sebuah klarifikasi pada Hari Selasa, Kementerian Pendidikan menyebutkan jumlah siswa yang tewas di Jalur Gaza sejak awal agresi telah mencapai lebih dari 16.245 dan 25.959 terluka. Sementara itu di Tepi Barat, jumlah siswa tewas mencapai 137 orang, 897 lainnya terluka, serta 749 ditahan, dikutip dari WAFA 10 Juni.
Lebih jauh Kementerian mengindikasikan 917 guru dan administrator tewas, 4.347 terluka di Jalur Gaza dan Tepi Barat, serta lebih dari 196 ditahan di Tepi Barat.
Tercatat 443 sekolah pemerintah, universitas, dan gedung-gedung yang berafiliasi dengannya, serta 91 sekolah yang berafiliasi dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA), dibom dan dirusak di Jalur Gaza.
Selain itu, enam puluh gedung universitas hancur total, dan 20 lembaga pendidikan mengalami kerusakan parah. Di Tepi Barat, 152 sekolah dan delapan universitas digerebek dan dirusak.
Tak hanya itu, untuk tahun kedua berturut-turut, siswa sekolah menengah di Gaza gagal mengikuti ujian. Kementerian mencatat, sekolah-sekolah di Nablus ditutup karena serangan yang terus-menerus oleh pasukan Israel sejak pagi hari.
Kementerian tersebut juga mencatat sekitar enam sekolah UNRWA di Yerusalem tetap ditutup sejak 8 Mei 2025.
Diketahui, konflik terbaru di Jalur Gaza pecah pada 7 Oktober 2023 saat kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menyerang wilayah selatan Israel, menewaskan 1.200 orang dan 251 lainnya disandera menurut perhitungan Israel, dikutip dari Reuters.
Sementara, sumber medis di Gaza mencatat, korban tewas Palestina di wilayah kantong itu sejak Oktober 2023 telah mencapai 54.880 orang, mayoritas anak-anak dan perempuan, sementara korban luka-luka mencapai 126.227 orang.