Djawanews.com – Sampai hari ini kota Yogyakarta masih mempersiapkan berbagai langkah strategis sebelum memasuki tatanan baru atau new normal. Di sektor pariwisata, Pemerintah Kota Yogyakarta akan menerapkan pembatasan pengunjung di Malioboro.
Pembatasan ini mambuat kawasan Malioboro terbagi menjadi lima zona. Nantinya, masing-masing perbatasan zona akan dijaga ketat oleh petugas. Mereka juga akan melakukan pengecekan terhadap jumlah pengunjung sekaligus menentukan apakah pengunjung selanjutnya boleh masuk atau pindah ke lain zona.
Sedangkan di sektor pendidikan, Pemkot juga telah menyiapkan langkah strategis, terutama dalam menyambut kedatangan mahasiswa dari luar daerah.
Tatanan Baru di Sektor Pendidikan
Kedatangan mahasiswa di Kota Pelajar ini harus diperhatikan lantaran mereka datang dari berbagai wilayah di Indonesia. Protokol kesehatan juga akan diterapkan untuk menghindari timbulnya klaster baru.
Pemkot menyiapkan segala prasyarat bagi mereka yang ingin kembali menempuh pendidikan kembali di kota pelajar ini.
Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menjelaskan bahwa mahasiswa yang menempuh pendidikan di Yogyakarta harus melengkapi syarat tertentu.
“Salah satu persyaratannya adalah surat sehat dari daerah asal. Minimal surat-surat itu harus dipenuhi,” jelas Heroe seperti yang dikutip Djawanews dari ANTARA, Kamis (24/6).
Selain itu mahasiswa yang datang dari luar daerah harus melapor ke wilayah tinggalnya untuk melakukan isolasi mandiri. Mereka juga harus meminta surat keterangan sehat dari instansi kesehatan.
“Untuk mahasiswa luar daerah yang sudah datang pun diminta tetap melapor ke wilayah dan melakukan isolasi mandiri serta meminta surat keterangan sehat dari rumah sakit atau Puskesmas,” jelas Heroe.
Untuk terkait kegiatan perkuliahan, Kepala Pelaksanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Hari Wahyudi berharap agar kampus tidak melaksanakan kegiatan secara bersamaan. Termasuk dalam melaksanakan kegiatan belajar secara tatap muka.
Hari mengatakan bahwa jumlah mahasiswa mencapai 200.000 orang. Jumlah tersebut merupakan separuh dari jumlah warga Kota Yogyakarta. Dengan melakukan pembagian kegiatan yang berbeda tiap perguruan tinggi, diharapkan kedatangan mahasiswa dari luar daerah bisa pula bertahap.
Diharapkan pula tiap perguruan tinggi menyiapkan tempat isolasi mandiri jika memungkinkan. Mereka bisa bekerja sama dengan pemerintah untuk mengetahui protokol lebih lanjut saat memasuki tatanan baru di Jogja.