Djawanews.com – Meski masa tanggap darurat DIY diperpanjang, Sri Sultan HB X mempersilajan aktivitas ekonomi tetap berjalan, terutama di sektor wisata. Sultan mengimbau agar protokol kesehatan harus ditegakkan, data pengunjung juga harus dicatat.
Sultan menilai, belum ada yang bisa memastikan kapan pandemi berakhir. Oleh karenanya kegiatan perekonomian harus tetap tumbuh.
“Tidak ada pilihan. Biarpun nanti status tanggap darurat dicabut, belum tentu Corona hilang,” jelasnya, Kamis (2/7/2020).
Komunikasi dengan para bupati yang membuka sejumlah destinasi wisata juga sudah dilakukan. Sultan mengingatkan, pengunjung wisata nantinya tidak hanya dari Jogja saja, namun juga di luar Jogja. Jika tak ada pendataan, peroses tracing sulit dilakukan jika suatu saat ada kasus positif Covid-19 lagi.
“Bisa saja saat berkunjung ke Kaliurang sehat, tapi pas pulang dan kebetulan bukan orang Jogja, dia positif (Covid-19) begitu diperiksa. Kita akan kesulitan (jika tak ada pencatatan secara ketat),” jelas Sultan.
Sultan yang merangkap sebagai Gubernur DIY juga memberi apresiasi kepada Pemerintah Kota Jogja karena menerapkan QR Code di Malioboro. Dengan begitu data pengunjung dapat terekam dengan baik. Di tingkat provinsi, Pemda DIY sendiri telah menyiapkan ID Digital dalam aplikasi Cared+.
Aplikasi ini akan memasukkan data pengunjung di setiap lokasi keramaian dalam database. Dengan data ini, proses tracing akan lebih mudah saat gelombang Covid-19 kedua terjadi.
Sebagai informasi, Yogyakarta saat ini tengah mempersiapkan diri memasuki era kenormalan baru. Aktivitas ekonomi mulai terlihat, tidak hanya di sektor wisata, namun juga di sektor perdagangan.