Djawanews.com – Pedagang pasar Bantul lebih memilih menghindari rapid test Covid-19 massal daripada harus dikucilkan masyarakat sekitarnya. Hal ini sebagaimana yang terlihat saat Dinas Kesehatan dan Dinas Perdagangan Bantul menggelar tes massal di Pasar Jodog, Gilangharjo, Pandak, Bantul, Senin (6/7/2020) pagi.
Total pedagang yang menerima undangan ada 141 orang, namun tidak semuanya datang. Alasannya adalah karena mereka takut jika hasilnya reaktif. Beberapa pedagang juga mengungkapkan bahwa pedagang yang menerima undangan sengaja pulang dan menutup lapaknya begitu melihat petugas datang.
Masalah ini juga diakui oleh Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dinas Perdagangan Bantul Haryono. Ia berpendapat bahwa ketakutan tidak hanya dirasakan oleh pedagang di Pasar Jodog, namun terjadi di sejumlah pasar lain di Bantul.
“Banyak yang takut dengan hasil tes. Jika dinyatakan reaktif, mereka takut dikucilkan oleh warga sekitar rumahnya,” kata Haryono.
Rapid test juga dilaksanakan di pasar lain, seperti di pasar Sorobayan, Pasar Pundong, Pasar Piyungan, Pasar Janten, dan Pasar Sungapan.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi D DPRD Bantul Eko Sutrisno Aji meminta agar pedagang tak perlu takut untuk menjalani rapid test. Karena hasilnya belum tentu dinyatakan reaktif meski mereka positif Covid-19. Ia juga beranggapan para pedagang perlu diberi edukasi terkait hal tersebut.
Ketakutan pedagang pasar Bantul sebenarnya wajar terjadi. Karena hal serupa juga sempat dialami oleh ratusan warga di Dusun Karakan, Desa Sidomoyo, Kecamatan Godean, Sleman. Karena warga di dusun tersebut dikucilkan oleh warga lain di sekitar Karakan. Untungnya dari hasil rapid test, warga dinyatakan negatif dan sudah bisa beraktifitas seperti biasa.