Djawanews.com – Anggota Paguyuban Giri Lawu (PGL), Dwi Bandono mengungkapkan berdasarkan keterangan keluarga korban, pendaki asal Desa Wonoharjo, Wonogiri, Angga (27) yang menghembuskan napas terahirnya di Gunung Lawu sempat melakukan kerokan.
“Menurut informasi keluarganya, beberapa hari sebelumnya sempat kerokan,” kata Dwi Bandono dikutip dari Tribun Solo.
Korban yang meninggal setelah sempat diberi pertolongan tersebut mulai melakukan pendakian bersama rombongan berjumlah 6 orang pada Sabtu (22/8/2020).
Berdasarkan keterangan Ketua Paguyuban Giri Lawu (PGL), Miko Wicaksono rombongan melakukan pendakian melalui jalur Cemoro Sewu, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
“Survivor mulai merasakan tubuhnya dingin sekira pukul 00.00 WIB saat berada di bawah Pos 2. Sampai di pos 2, survivor sempat mendirikan tenda,” kata Miko.
“Seorang teman melaporkan kondisi survivor kepada temannya yang lain sekira pukul 02.00 WIB. Sekira pukul 03.00 WIB, 2 teman survivor turun ke basecamp melaporkan kondisi korban,” lanjutnya.
“Tim Reaksi Cepat (TRC), langsung diterjunkan untuk memastikan kondisi survivor. Kami menerjunkan TRC berjumlah 2 orang sekira pukul 07.00 WIB kemudian disusul tim selanjutnya sekira pukul 07.30 WIB. Sekira pukul 08.00, tim TRC sudah sampai ke pos 2 dan memastikan laporan benar. Proses evakuasi korban dari pos 2 jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu segera dilakukan,” kata Miko.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di Djawanews.