Djawanews.com – Koordinator jaringan Gusdurian Alissa Wahid mengaku diserang buzzer atau netizen usai mengecam tindakan aparat kepolisian terhadap warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Jawa Tengah. Alissa mengaku bahwa dirinya diserang oleh buzzer dan akun-akun yang tidak organik di Twitter
“Tiba-tiba tab mention saya dipenuhi pesan yang sama soal Wadas. Terkoordinasi amat. Ndak organik,” kata Alissa di Twitter pada Jumat 4 Januari.
Alissa Wahid memaparkan bahwa pihaknya tidak mempunyai kepentingan apapun terkait Desa Wadas. Gusdurian hanya bersikap membela rakyat kecil dari arogansi kepolisian. Bukan saja terkait Wadas.
“Manteman yang sedang diserbu mention, sabar ya.. Pemensyen itu mengira kita punya kepentingan soal Wadas-nya. Mereka lupa bahwa selama ini kita tak hanya bicara Wadas, bahwa kita berkali-berkali berada di titik yang sama: menemani warga yang lemah dan dilemahkan di berbagai kasus,” kata Alissa Wahid.
Alissa Wahid Minta Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Tunda Pengukuran Lahan
Alissa sendiri tidak setuju dengan kekerasan aparat kepolisian. Ia tidak melarang pembangunan Bendungan oleh pemerintah. Tetapi tidak harus dengan kekerasan kepada warga Wadas. “Monggo bangun bendungan kalau memang maunya begitu. Ambil andesitnya dari tempat yang warganya nggak menolak. Dan yg terpenting jangan pakai kekerasan saat menghadapi rakyat kecil,” ucapnya.
Sebelumnya Alissa Wahid ikut mengecam tindakan kepolisian terhadap warga Desa Wadas. Ia bahkan meminta kepada Kapolda Jateng untuk segera membebaskan para warga Wadas yang ditangkap dan ditahan oleh pihak kepolisian. Selain itu, Alissa juga meminta Ganjar menunda pengukuran lahan. “Kepada Gub Jateng pak @ganjarpranowo untuk menunda pengukuran dll sampai kita selesai bermusyawarah, dan menghindarkan clash antara rakyat dengan aparat negara.” katanya.
Dapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.