Djawanews logo
×
  • Masuk
  • Berita Hari Ini
  • Bisnis
    • Entrepreneur
    • Market
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Infotainment
    • Inspirasi
    • Kesehatan
    • Relationship
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sport
  • Teknologi
  • Travel
  • Serba-serbi
  • Kriminal
  1. Home
  2. Berita Hari Ini
Begini Tanggapan Moderna Ketahui Swedia dan Denmark Tangguhkan Vaksinasi untuk Usia Muda karena Peradangan Otot Jantung
Vaksin COVID-19 Moderna (yimg.com)

Begini Tanggapan Moderna Ketahui Swedia dan Denmark Tangguhkan Vaksinasi untuk Usia Muda karena Peradangan Otot Jantung

MS Hadi
MS Hadi 07 Oktober 2021 at 11:39am

Djawanews.com – Swedia dan Denmark memutuskan untuk menghentikan sementara penggunaan vaksin COVID-19 Moderna untuk kelompok usia muda. Moderna sendiri menyebut sudah mengetahui langkah yang diambil Swedia dan Denmark tersebut.

Swedia dan Denmark mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka menghentikan penggunaan vaksin COVID-19 Moderna untuk kelompok usia yang lebih muda setelah laporan kemungkinan efek samping kardiovaskular yang langka.

Seorang juru bicara Moderna mengatakan dalam sebuah email, perusahaan mengetahui keputusan oleh regulator di Denmark dan Swedia untuk menghentikan penggunaan vaksinnya pada individu yang lebih muda karena risiko miokarditis (peradangan otot jantung) dan atau perikarditis yang jarang terjadi.

"Ini biasanya kasus ringan dan individu cenderung pulih dalam waktu singkat setelah perawatan standar dan istirahat. Risiko miokarditis meningkat secara substansial bagi mereka yang tertular COVID-19, dan vaksinasi adalah cara terbaik untuk melindunginya," ujar juru bicara tersebut, mengutip Reuters 7 Oktober.

Menurut sebuah penelitian di Amerika Serikat yang belum menjalani peer review, laki-laki muda di bawah 20 tahun memiliki kemungkinan enam kali lebih besar untuk mengembangkan miokarditis setelah tertular COVID-19 dibandingkan mereka yang telah divaksinasi.

Sebelumnya, Badan kesehatan Swedia mengatakan akan berhenti menggunakan suntikan untuk orang yang lahir pada tahun 1991 ke bawah, karena data menunjukkan peningkatan miokarditis dan perikarditis di kalangan remaja dan dewasa muda yang telah divaksinasi. Kondisi tersebut melibatkan peradangan pada jantung atau lapisannya.

"Hubungannya sangat jelas ketika menyangkut vaksin Spikevax Moderna, terutama setelah dosis kedua," jelas badan kesehatan itu, seraya menambahkan risiko terkena sangat kecil.

Baca Juga:
  • Moderna dan Pfizer Sebut Vaksin COVID-19 yang Diperbarui Efektif Lawan Varian BA.2.86
  • Menkes Sebut Vaksin Booster Bakal Berbayar, Lihat Rincian Harganya
  • Moderna Sarankan Booster Mengacu Data Terbaru Perlindungan Vaksin Menurun Seiring Waktu

Sementara, Denmark mengatakan, meskipun menggunakan vaksin Pfizer sebagai pilihan utama untuk orang berusia 12-17 tahun, mereka memutuskan untuk berhenti memberikan vaksin Moderna kepada orang-orang di bawah 18 tahun sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

"Dalam data awal, ada kecurigaan peningkatan risiko peradangan jantung, ketika divaksinasi dengan Moderna," sebut Otoritas Kesehatan Denmark dalam sebuah pernyataan.

"Ini merujuk pada data dari studi Nordik yang belum dipublikasikan, yang sekarang akan dikirim ke European Medicines Agency (EMA) untuk penilaian lebih lanjut. Data akhir diharapkan dalam waktu satu bulan," tambahnya.

Swedia dan Denmark mengatakan mereka sekarang merekomendasikan vaksin Comirnaty, dari Pfizer/BioNTech, sebagai gantinya.

Otoritas Kesehatan Denmark mengatakan telah membuat keputusan, bahkan ketika radang jantung adalah efek samping yang sangat langka yang sering kali ringan dan hilang dengan sendirinya.

Komite keselamatan EMA menyimpulkan pada Bulan Juli lalu, kondisi peradangan jantung dapat terjadi pada kasus yang sangat jarang terjadi setelah vaksinasi dengan Comirnaty atau Spikevax, lebih sering pada pria yang lebih muda setelah dosis kedua.

Kendati, manfaat suntikan berdasarkan apa yang disebut teknologi mRNA yang digunakan oleh Moderna dan Pfizer-BioNTech dalam mencegah COVID-19, tetapi lebih besar daripada risikonya, kata regulator di Amerika Serikat, Uni Eropa dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Data menunjukkan kasus radang jantung langka yang dilaporkan relatif lebih tinggi setelah vaksin Moderna dibandingkan dengan suntikan Pfizer, kata pejabat kesehatan Kanada pekan lalu.

Meskipun kedua vaksin didasarkan pada teknologi mRNA, suntikan Pfizer mengandung 30 mikrogram vaksin per dosis dibandingkan dengan 100 mikrogram pada vaksin Moderna.

Data dari salah satu dari dua database pemantauan keamanan vaksin AS juga menunjukkan, vaksin Moderna dapat membawa risiko miokarditis yang lebih tinggi di kalangan anak muda. Vaksin ini tidak disetujui untuk orang di bawah usia 18 tahun di Amerika Serikat.

Sementara, Norwegia telah merekomendasikan vaksin Cominarty kepada anak di bawah umur dan mengatakan pada Hari Rabu, pihaknya mengulangi hal ini.

"Pria di bawah usia 30 tahun juga harus mempertimbangkan untuk memilih Cominarty ketika mereka divaksinasi," jelas Geir Bukholm, kepala pengendalian infeksi di Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia, dalam sebuah pernyataan.

Terpisah, seorang pejabat kesehatan Finlandia mengatakan Finlandia diharapkan untuk mempublikasikan keputusan pada hari Kamis.

Untuk diketahui, EMA menyetujui penggunaan Comirnaty (Pfizer) pada Bulan Mei. Sementara, Spikevax (Moderna) disetujui untuk anak-anak di atas 12 tahun pada bulan Juli.

Bagikan:
#berita hari ini#djawanews#COVDI-19#VAKSIN COVID-19#MODERNA#Swedia#Denmark#WHO

Berita Terkait

    Apa Itu Teknologi Modifikasi Cuaca? Untuk Pertanian hingga Penanggulangan Bencana
    Berita Hari Ini

    Apa Itu Teknologi Modifikasi Cuaca? Untuk Pertanian hingga Penanggulangan Bencana

    Djawanews.com - Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) telah menjadi bagian penting dalam pembangunan Indonesia sejak tahun 1977. Awalnya, teknologi ini diperkenalkan untuk mendukung sektor pertanian melalui program hujan ....
    Saiful Ardianto
    Saiful Ardianto
  • Seberapa Peluang Indonesia Jadi Pusat Energi Terbarukan di ASEAN dan Pemimpin Global?
    Berita Hari Ini

    Seberapa Peluang Indonesia Jadi Pusat Energi Terbarukan di ASEAN dan Pemimpin Global?

    Saiful Ardianto 14 Aug 2025 10:34
  • Bendungan Batangtoru Terus Digenjot: Proyek Strategis untuk Kesejahteraan Sumatera Utara?
    Berita Hari Ini

    Bendungan Batangtoru Terus Digenjot: Proyek Strategis untuk Kesejahteraan Sumatera Utara?

    Saiful Ardianto 14 Aug 2025 10:28
  • PLTA Danau Kerinci: Kesepakatan Rakyat yang Segarkan Pembangunan Berkelanjutan
    Berita Hari Ini

    PLTA Danau Kerinci: Kesepakatan Rakyat yang Segarkan Pembangunan Berkelanjutan

    Djawanews.com - Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Danau Kerinci telah kembali menemui titik terang. Melalui kesepakatan antara PT Kerinci Merangin Hidro (KMH) dan warga setempat, ....
    Saiful Ardianto
    Saiful Ardianto
  • Apa Itu Dual Growth Strategy: Langkah Strategis Pertamina Wujudkan Ketahanan Energi Nasional?
    Berita Hari Ini

    Apa Itu Dual Growth Strategy: Langkah Strategis Pertamina Wujudkan Ketahanan Energi Nasional?

    Saiful Ardianto 13 Aug 2025 07:01
  • Alasan PLTA Sungai Gumbasa Jadi Solusi Energi Bersih untuk Sulawesi Tengah?
    Berita Hari Ini

    Alasan PLTA Sungai Gumbasa Jadi Solusi Energi Bersih untuk Sulawesi Tengah?

    Saiful Ardianto 12 Aug 2025 10:41

Anda Harus Tahu

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?
Kesehatan

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda
Lifestyle

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar
Lifestyle

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android
Teknologi

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!
Lifestyle

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan
Kesehatan

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan

Populer

Apa Itu Dual Growth Strategy: Langkah Strategis Pertamina Wujudkan Ketahanan Energi Nasional?
Berita Hari Ini

1

Apa Itu Dual Growth Strategy: Langkah Strategis Pertamina Wujudkan Ketahanan Energi Nasional?

Alasan PLTA Sungai Gumbasa Jadi Solusi Energi Bersih untuk Sulawesi Tengah?
Berita Hari Ini

2

Alasan PLTA Sungai Gumbasa Jadi Solusi Energi Bersih untuk Sulawesi Tengah?

Investasi Sektor ESDM Terbang, Tembus Rp225,9 Triliun pada Semester I 2025?
Berita Hari Ini

3

Investasi Sektor ESDM Terbang, Tembus Rp225,9 Triliun pada Semester I 2025?

PLTA Danau Kerinci: Kesepakatan Rakyat yang Segarkan Pembangunan Berkelanjutan
Berita Hari Ini

4

PLTA Danau Kerinci: Kesepakatan Rakyat yang Segarkan Pembangunan Berkelanjutan

Seberapa Peluang Indonesia Jadi Pusat Energi Terbarukan di ASEAN dan Pemimpin Global?
Berita Hari Ini

5

Seberapa Peluang Indonesia Jadi Pusat Energi Terbarukan di ASEAN dan Pemimpin Global?

Pilihan Editor

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien
Berita Hari Ini

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya
Berita Hari Ini

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said
Berita Hari Ini

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD
Berita Hari Ini

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa
Berita Hari Ini

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa
Berita Hari Ini

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa

Follow Google News Kami: Djawanews logo
Djawanews logo
Tentang Kami Kontak Kami Privacy Policy Redaksi Pedoman Media Siber Karir
fb
tw
ig
© Copyright 2025 Djawanews Media Utama
arrow-up