Djawanews.com – Belum lama ini Rusia melakukan uji senjata anti-satelit dengan salah satu targetnya menghasilkan puing-puing yang berisiko. Pihak Amerika Serikat (AS) mengecam Rusia terkait aktivitasnya tersebut.
Mengutip Reuters, Departemen Luar Negeri AS mengatakan puing-puing uji senjata tersebut berisiko bagi astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan aktivitas lain di luar angkasa.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price menyebutkan jika Rusia berbahaya dan munafik.
"Perilaku Rusia yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab membahayakan keadaan di luar angkasa dalam jangka panjang luar angkasa dan dengan jelas menunjukkan bahwa klaim Rusia untuk menentang persenjataan luar angkasa adalah tidak jujur dan munafik," ujar Ned Price.
Terhitung hasil dari uji coba senjata tersebut, terdapat 1.500 keping puing-puing orbital.
Sebelumnya, AS melakukan tes anti-satelit pertama pada tahun 1959, ketika satelit masih langka dan baru.
Langkah tersebut kemudian disusul Rusia yang melakukan uji coba rudal anti-satelit pada April 2021.
Yang menjadi sorotan yakni pernyataan para pejabat dalam uji coba tersebut bahwa ruang angkasa akan semakin menjadi domain penting untuk peperangan.
Pernyataan itu menjadi relevan mengingat militer AS sendiri semakin bergantung pada satelit untuk menentukan langkah yang akan dilakukan di lapangan, memandu amunisi dengan laser dan satelit berbasis ruang angkasa, serta menggunakan aset tersebut untuk memantau peluncuran rudal dan melacak pasukannya.
Uji coba tersebut akan memiliki dampak panjang terkait penggunaan ruang angkasa, termasuk layanan perbankan dan GPS.