Djawanews.com – Perundingan delegasi Rusia dan Ukraina telah terlaksana pada hari Senin 28 Februari 2022 di perbatasan utara Chernobyl. Namun selama perundingan dari kedua belah pihak berlangsung, invasi Rusia juga tetap berjalan.
“Delegasi Ukraina dan Rusia mengadakan perundingan putaran pertama pada hari ini, tujuannya adalah untuk membahas gencatan senjata di wilayah perang," ucap Mikhail Podolyak, penasehat kepala kantor presiden Ukraina, mengutip abcnews.
Lebih lanjut, kedua belah pihak mengidentifikasi topik prioritas yang perlu diputuskan.
"Agar keputusan ini bisa diimplementasikan, kedua belah pihak yang terlibat kemudian berangkat ke ibukota masing-masing untuk berkonsultasi mengenai dimungkinkannya perundingan tahap dua dalam waktu dekat,” lanjut Mikhail.
Pihak Ukraina mengatakan bahwa masalah utama yang dibahas dalam perundinagan ini adalah pembicaraan gencatan senjata serta penarikan pasukan Rusia dari wilayah Ukraina.
Beberapa nama delegasi Ukraina yang terlibat dalam perundingan ini adalah, David Arahamiya, anggota fraksi politik pelayan rakyat, Oleksiy Reznikov, mentri pertahanan Ukraina, Andriy Kostin, deputi pertama yang meninggal dari delegasi Ukraina, Rustem Umerov, anggota parlemen ukraina; Mykola Tochytsky, wakil mentri luar negeri serta Mikhail Podolyak.
Sedangkan delegasi Rusia yang terlibat yaitu pejabat dari kementrian luar negeri dan pertahanan serta administrasi kepresidenan.
Pembicraan ini merupakan yang pertama kali sejak Presiden Vladimir Putin melakukan invasi yang pertama pada hari Rabu lalu. Menanggapi adanya pertemuan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa ia memiliki sedikit harapan adanya solusi dari peretemuan ini.
“Saya akan jujur seperti biasa, saya tidak terlalu percaya dengan pertemuan ini. Tetapi barkan mereka mencoba.” Ucap Zelensky dalam pidatonya yang disiarkan di televisi.
Meski memiliki harapan bahwa pembicaraan ini akan mengakhiri perang di Ukraina, tetapi Zelensky menegaskan bahwa ia tidak akan membuat konsensi.
Sebelumnya, Presiden Belarusia sempat menjanjikan kepada Zelensky bahwa tidak ada rudal atau serangan selama negosiasi berlangsung.
Namun, para pejabat Ukraina melaporkan bahwa Belarus juga meluncuran setidaknya dua rudal balistik di Ukraina pada hari Minggu 27 Februari lalu sejak kesepakatan untuk berunding disepakati.