Djawanews.com – Akhirnya kakek Kasmito (74) mengungkapkan alasannya membacok Marjani (38), maling yang hendak mencuri ikan di kolam yang dijaganya di Desa Pasir, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah pada 7 September lalu.
Hal itu diungkapkannya ketika diwawancarai wartawan di ruang tunggu rumah tahanan (Rutan) Polsek Karangawen, pada Kamis, 14 Oktober.
Kasmito mengatakan terpaksa membacok Marjani karena terlebih dahulu disetrum dengan alat penangkap ikan.
"Soalnya saya disetrum sama orangnya (M)," kata Kasmito kepada wartawan.
Kasmito menceritakan bahwa saat insiden itu terjadi, ia baru selesai shalat isya.
"Disetrum, itu kena sarung, saya kan habis shalat. Geblak saya. Terus saya bela diri. Kalau nggak bela diri saya mati," tuturnya.
Kasmito mengaku kesal karena banyak ikan di kolam ternak yang dijaganya itu mati mengambang akibat disetrum oleh Marjani. Ia mengaku membacok Marjani sebanyak dua kali.
"Bacok dua kali, yang keras itu yang pertama, karena jengkel saya, soalnya satu kali, dua kali, itu ikannya mati semua. Terapung besar besar, ikan jepet, nila, sama tales," kata dia.
Selain itu, kasmito juga mengatakan bahwa ia memang sudah mengincar maling yang kerap masuk ke pekarangan perkebunan dan kolam milik majikannya itu. Dihitungnya, sudah lebih dari dua kali maling mengambil ikan.
Namun Kasmito mengaku tidak mengetahui apakah Marjani merupakan maling yang sama di malam-malam sebelumnya atau bukan. Pasalnya, ini kali pertama dia memergoki maling ikan.
"Sekali, dua kali, tiga kali (kehilangan). Ingin tahu orangnya, penyakitnya, ikan hilang itu, pencurinya. Iya, sudah tiga kali (kehilangan). Orangnya sama juga tidak tahu. Orang itu (Marjani) saya tidak tahu, apa adanya," terangnya.
Kasmito menjelaskan, pada malam hari itu, Marjani semula berada di kolam hendak mengambil ikan yang sudah mati karena disetrum. Lalu, dia meminta Marjani naik ke atas. Namun, pada saat itu Marjani mengarahkan alat setrum ke kakinya.
"Soalnya itu kan (Marjani) di dalam air. Saya suruh mentas (naik) malah main setrum. Saya bela diri. Sekali itu saya panas, terus bacok, ini ndak kuat (punggung Marjani ndak kuat) kalau kuat ya mau nyetrum lagi. Saya sudah sampai loncat dua kali, itu orangnya jangkol batang pohon jambu. Itu hanya ndeprok, tidak kuat. Kalau kuat ya saya diburu," terangnya.
Setelah Marjani terkapar, Kasmito mendekat dan menanyakan alamat asalnya. Ia kaget ketika mengetahui ternyata asal pencuri tersebut merupakan warga Demak juga. Namun beda kecamatan. Marjani tinggal di Desa Wonosari, Kecamatan Bonang, Demak.