Djawanews - Pasangan ayah dan anak, S dan RW mungkin belum tahu bagaimana kacau balaunya situasi di India saat ini. Kalau tahu, mungkin saja mereka tak bakal mau meloloskan seorang warga India masuk ke Indonesia tanpa melalui karantina lebih dulu.
Polisi telah menangkap S dan RW ini, Minggu 25 April karena diduga membantu warga negara asing (WNA) asal India berinisial JD. S dan RW meminta uang Rp6,5 juta kepada JD. Saat itu mereka mengaku sebagai petugas Bandara Soekarno-Hatta.
JD akhirnya bisa bebas masuk ke Indonesia. Berkat 'niat' S dan RW, JD bisa kembali pulang ke rumahnya.
"Ini yang kemudian dilakukan upaya yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ini baik itu dia sebagai pengurus atau penumpang ini untuk menghindari terjadinya karantina selama 14 hari. Dia membayar Rp6,5 juta kepada saudara S. Modus ini yang sementara kita lakukan penyelidikan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus.
Padahal situasi di India saat ini sudah genting. Berhari-hari, India selalu mencetak rekor kasus harian positif Covid-19. Tabung oksigen dan fasilitas rumah sakit mulai dalam kondisi mengkhawatirkan. Bahkan pasukan militer mulai dikerahkan membantu penanganan situasi.
Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi
Yang parah lagi, Kementerian Kesehatan masih melalukan identifikasi terhadap mutasi SARS-CoV-2 yang berpotensi dibawa pendatang dari India. Tim masih melakukan 'whole genome sequencing' (pengurutan keseluruhan genom) dari sejumlah warga negara India yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Kementerian Kesehatan telah mengonfirmasikan sebanyak 12 dari total 127 warga negara India yang melakukan eksodus ke Indonesia, Rabu, 21 April, dinyatakan positif terjangkit COVID-19.
Bahayanya, Indonesia masih dalam tahap persiapan mengantisipasi masuknya varian baru COVID-19 dari sejumlah negara di antaranya B117 dari Inggris, B1351 dari Afrika Selatan, P1 dari Brazil serta varian mutasi ganda B1617 di India yang diperkirakan lebih berbahaya dan cepat menular.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya sudah bilang, gelombang kasus di India dipengaruhi mutasi virus dan pelonggaran penegakan protokol kesehatan. Akibatnya, penularan terjadi kembali dengan mutasi baru dan naik sangat tinggi. Situasi tersebut menjadi pelajaran bagi masyarakat Indonesia agar agar selalu berhati-hati mengamati laju penularan COVID-19.
Polisi harus bergerak cepat mengusut kasus ini. Bukan tidak mungkin, WN India yang sudah lolos masuk Indonesia bukan cuma JD. Tak tertutup kemungkinan juga kalau S dan RW bukan kali pertama melakukan ini.