Djawanews.com – Pihak Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengungkapkan bahwa sisa material dari ledakan di rumah Veronica Koman, aktivis urusan Papua yang terjadi pada Minggu (7/11) siang, tak menunjukkan indikasi bom yang digunakan oleh oleh kelompok teror umumnya.
Sebelumnya, ledakan telah tejadi di rumah orang tua Veronica Koman yang terletak di kawasan bilangan Jember Baru, Jakarta Barat pada Minggu, 07 November kemarin.
“Belum dapat disimpulkan bahwa benda-benda yang mengeluarkan suara ledakan itu adalah bom sebagaimana bahan-bahan bom yang biasa digunakan kelompok teror yang ada,” kata Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Polri, Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi pada Minggu, 07 November.
Aswin juga mengatakan pihak Densus turut melakukan pemantauan terhadap insiden tersebut. Namun, jaringan teror yang dimonitor oleh detasemen berlambang burung hantu itu belum menunjukkan keterkaitan dengan peristiwa tersebut.
Selanjutnya, Aswin menerangkan bahwa penyelidikan masih terus dilakukan oleh pihak Densus 88 lewat satuan tugas wilayah (Satgaswil) DKI Jakarta dan penyidik Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat.
“Saksi dari pihak keluarga telah membuat laporan polisi dan perkara ini ditangani Polsek Tanjung Duren,” jelas dia.
Ditemukan Catatan Setelah Ledakan di Rumah Veronica Koman
Aswin mengatakan bahwa pihaknya tetap akan berkoordinasi dan melakukan pemantauan terhadap proses penyelidikan insiden tersebut.
Diketahui, sebuah benda diduga bom meledak di rumah orang tua Veronica sekitar pukul 10.45 WIB. Ledakan diduga bom ini diduga sebagai teror dari orang tak dikenal.
Pada lokasi kejadian TKP, ditemukan secarik kertas bertuliskan ancaman yang dilaminating. Kertas itu bertuliskan ancaman terhadap Veronica jika aparat berwajib tak bisa menangkapnya.
Di bawah pesan itu tertulis “Laskar Militan Pembela Tanah Air”.
Veronica Koman merupakan seorang aktivis yang banyak membantu advokasi masyarakat Papua yang mendukung kemerdekaan dari Indonesia. Ia mantan pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta yang banyak menangani isu-isu pelanggaran HAM dan kelompok minoritas.
Veronica saat ini merupakan seorang tersangka atas dugaan penghasutan terkait demonstrasi di Papua yang pecah dan berakhir ricuh pada September 2019.
Untuk mendapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.