Djawanews.com – Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno akan genap 100 hari memimpin Jakarta pada pada 29 Mei mendatang. Dari 40 program prioritas yang ditargetkan dalam periode tersebut, ada satu program unggulan yang belum terealisasi yakni Jakarta Fund.
"Dari 40 program, mungkin hanya ada satu atau dua yang belum bisa direalisasikan dalam 100 hari. Contohnya Jakarta Funding," kata Staf Khusus Gubernur DKI Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim kepada wartawan, Selasa, 27 Mei.
Gagasan untuk mendirikan Jakarta Fund mulanya dikemukakan Pramono sejak masa kampanye Pilkada 2024. Saat terpilih menjadi Gubernur Jakarta, Pramono mengaku akan mendirikan lembaga pengelola investasi serupa Indonesia Investment Authority (INA).
Sebagai modal awal, Pramono akan menggunakan dana sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) APBD DKI Jakarta sekitar Rp3 triliun. Dana tersebut akan diinvestasikan secara profesional untuk menjadi pemasukan baru bagi kas daerah.
Ternyata, proses pembentukan Jakarta Fund tak semudah itu. Pemprov DKI perlu menyelaraskan pendirian badan investasi di Jakarta dengan ketentuan yang ada.
"Memang itu terkait dengan regulasi-regulasi bagaimana Jakarta bisa membuat suatu entitas untuk bisa menjadi badan investasi dan lain-lain. Jadi, ganjalannya disitu aja," jelas Chico.
Namun, Chico menekankan mayoritas program unggulan 100 hari Pramono-Rano sudah diresmikan dan terlaksana selama tiga bulan terakhir.
Beberapa di antaranya adalah pemutakhiran dana KJP, pencanangan kawasan berorientasi transit (TOD) seperti Blok M Hub, penggratisan layanan transportasi umum bagi 15 golongan.
Selain itu, pembukaan taman selama 24 jam yang diresmikan di Taman Lapangan Banteng, hingga perluasan rute Transjabodetabek.
"Semua ini alhamdulillah sesuai dengan target Karena 100 hari ini kan sebentar lagi. Sekarang ini di sisa hari menjelang 100 hari, yang dilakukan oleh Pak Pram Lebih banyak keluar Untuk kemudian me-launch program-program yang masih belum ter-launch," urainya.