Djawanews.com – Xiaomi resmi membawa dua smartphone flagship terbarunya, Xiaomi 11T dan 11T Pro ke Indonesia. Keduanya diperkenalkan dalam sebuah acara peluncuran pada Kamis, 04 November.
Xiaomi 11T dan 11T Pro menjadi ponsel pertama dari Xiaomi tanpa embel-embel “Mi” yang masuk ke Indonesia.
Kedua smartphone itu kompak dibekali dengan tiga kamera belakang yang dimuat dalam sebuah modul persegi, terdiri dari kamera utama 108 MP (f/1.75), kamera ultrawide 8 MP (f/2.2), dan kamera telemakro 5 MP (f/2.4).
Di bagian depannya, ada sebuah kamera selfie 16 MP (f/2.45) yang dimuat dalam lubang punch hole di tengah atas layar. Meski konfigurasi kamera Xiaomi 11T dan 11T Pro identik, namun, ada perbedaan di antara keduanya.
Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse mengatakan salah satu perbedaan dari kedua kamera di ponsel tersebut adalah kemampuan merekam videonya.
“Hardware kamera kedua ponsel ini sebenarnya identik. Namun, karena perbedaan chipset, varian Xiaomi 11T Pro mendukung mode perekaman video 8K 30fps dan HDR10+,” kata Alvin kepada KompasTekno dalam sebuah konferensi virtual pada Kamis, 04 November.
Mode perekaman video pada Xiaomi 11T versi “reguler” yang ditenagai dengan chipset Mediatek 1200-Ultra, mentok di 4K 30 fps. Berbeda dengan Xiaomi 11T Pro yang bisa merekam video 8K 30.
Karena lebih unggul, Xiaomi 11T Pro yang ditenagai chipset Snapdragon 888, juga mendukung mode perekaman 4K 60 fps, di samping 30 fps. Kamera depan varian “Pro” juga mendukung perekaman video 1080p 60 fps, sedangkan varian reguler hanya mendukung 1080p 30 fps.
Untuk fitur pendukung lainnya, kamera Xiaomi 11T dan 11T Pro turut dibekali dengan fitur penstabil video elektronik (EIS), tanpa adanya penstabil gambar optis (OIS). Hal ini, lanjut Alvin, disebabkan karena OIS bakal meningkatkan harga jual perangkat tersebut.
“Modul OIS akan sedikit meningkatkan biaya pembuatan ponsel, di mana pada Xiaomi T Series, kami ingin menekan harganya supaya tidak mahal dan konsumen bisa membelinya,” jelas Alvin.
Selain itu, kehadiran OIS juga akan turut menambah dimensi ketebalan modul kamera (camera bump).
“Contohnya seperti Mi 11 Ultra yang memiliki kamera bagus dilengkapi dengan OIS, tetapi modul kameranya sangat tebal dan membuat bagian belakang atas ponsel tampak timpang dengan bagian bawahnya,” imbuh Alvin.
Terkait harga, Xiaomi 11T dijual di Indonesia dengan banderol Rp 6 juta (8 GB/256 GB), sedangkan Xiaomi 11T Pro dijual dengan harga Rp 7 juta (8 GB/256 GB) dan Rp 7,5 juta (12 GB/256 GB). Angka ini jauh lebih terjangkau dibanding harga peluncuran Xiaomi Mi 11 Ultra, yang juga dibekali dengan chipset Snapdragon 888, dengan Rp 17 juta.
Harga kedua ponsel anyar tersebut juga kurang lebih sama dengan harga Mi 10T dan 10T Pro pada saat pertama kali masuk Indonesia 2020 lalu, yaitu Rp 6 juta (6 GB/128 GB) dan 7 juta (8 GB/256 GB).
Untuk mendapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.