Djawanews.com – UKM di Asia Tenggara jadi sasaran utama kejahatan siber selama kuartal I/2020. Informasi ini didapat dari statistik terbaru yang dihimpun oleh perusahaan keamanan siber, Kaspersky.
General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara Yeo Siang Tiong mengatakan, sistem antiphishing perusahaan keamanan siber global mencegah adanya upaya phishing. Bahkan berhasil mencegah sebanyak 834.993 upaya phishing kepada perusahaan UKM yang rata-rata memiliki 50-250 karyawan.
“Catatan ini mengalami kenaikan 56 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan lebih dari 500 ribu upaya diblokir,” kata Yeo Siang Tiong, Selasa, (12/5/2020).
Selain itu, para pelaku kejahatan siber memasukkan topik dan frasa yang kekinian, dalam hal ini terkait dengan Covid-19, ke dalam konten mereka. Hal ini dimaksudkan untuk memancing peluang yang lebih besar untuk calon korbannya terperangkap.
Kejahatan Siber Meningkat di Tengah Pandemi
Peningkatan kejahatan siber disebabkan karena berbagai faktor, salah satunya adalah adanya peningkatan situasi finansial yang sulit. Adanya kebutuhan mendesak juga ikut menyeret keamanan TI UMKM untuk bekerja lebih giat lagi.
“Para pelaku kejahatan siber secara tidak etis menunggangi kekacauan seperti ini untuk meningkatkan tingkat keberhasilan serangan mereka melalui taktik rekayasa sosial seperti phishing,” katanya.
Kejahatan berkisar pada peretasan jaringan perusahaan hingga pencurian data konfidensial seperti informasi pengenal pribadi (personally identifiable information), kredensial keuangan, bahkan rahasia perusahaan.
Dari statistik per negara, enam negara di Asia Tenggara pada kuartal I/2020 mencatat adanya peningkatan jumlah email palsu yang diblokir oleh Kaspersky dibanding periode yang sama tahun 2019.
Indonesia sendiri telah mencatatkan kasus pemblokiran email dalam kejahatan siber sebesar 158.492 dan meningkat 192.591 dari kuartal sebelumnya. sedangkan Malaysia mencatatkan 90.825 kasus dan meningkat di kuartal pertama di 2020 menjadi 132.106 dari kuartal sebelumnya.
Tahun lalu, Kaspersky berhasil membokar kejahatan siber yang selama ini melontarkan serangannya di wilayah Asia Tenggara. Dari semua kejahatan, yang paling mengancam datang dari kelompok Advanced Persistent Threats (APT). Mereka melakukan aksi aksi mata-mata siber atau cyberpionage untuk mengambil data dan mencuri informasi dari entitas, organisasi pemerintah, militer, dan organisasi di wilayah Asia Tenggara.