Djawanews.com – Di era digital saat ini, pelaku penipuan semakin mahir memanfaatkan teknologi. Selain menggunakan kecerdasan buatan (AI), mereka juga kerap memanipulasi gambar untuk melancarkan aksinya.
Salah satu trik yang sering digunakan adalah mengedit bukti transaksi untuk menipu korbannya. Pelaku akan berpura-pura salah mentransfer uang ke rekening atau e-wallet, kemudian mengirimkan tangkapan layar palsu sebagai "bukti" transaksi. Tujuannya meminta korban mengembalikan uang yang sebenarnya tidak pernah ditransfer.
Mereka juga bisa menipu pemilik usaha kecil dengan berpura-pura membeli dan mengirimkan bukti transaksi. Padahal, mereka mungkin tidak pernah mengirimkan uang dan hanya menginginkan barang atau makanan yang dijual seseorang.
Untuk menghindari penipuan jenis ini, Anda perlu memeriksa apakah screenshot yang dikirim palsu. Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah melakukan pencarian secara cepat melalui Google Image atau Pinterest.
Terkadang, para penipu mengunduh gambarnya secara online, lalu mengedit gambarnya di Photoshop atau aplikasi lain. Anda juga bisa membaca metadata dengan melihat detail pada gambar, seperti kapan screenshot diambil dan siapa pemilik perangkatnya.
Jika gambar sudah melalui proses pengeditan, biasanya informasi seperti pemilik perangkat dan waktu akan hilang. Namun, cara yang satu ini tidak bisa selalu dijadikan acuan karena informasi tersebut bisa saja hilang karena aplikasi perpesanan.
Terakhir, Anda bisa memastikan detail dari gambar seperti font, spasi, atau bahkan ukuran tulisan dan angka di gambar. Jika penipu tidak mengedit gambarnya dengan baik, mereka biasanya menggunakan font yang tidak sesuai atau ada beberapa bagian yang terlihat aneh.