Djawanews.com – Baru-baru ini Amerika Serikat dikabarkan memperpanjang masa blacklist mereka kepada perusahaan telekomunikasi Huawei selama satu tahun hingga Mei 2021. Kabar ini tentu jadi kabar yang tak mengenakkan.
Tindakan pemerintah Amerika Serikat ini dinilai akan melemahkan perusahaan dari Tiongkok. Sebagai upaya balasan, pemerintah Tiongkok dikabarkan akan melakukan serangan balasan kepada AS.
Perusahaan Telekomunikasi Huawei Tak Bisa Bekerja Sama dengan Google
Dilansir dari Gizmochina (18/5), menurut sebuah laporan yang diberikan oleh Global Times, pemerintah Tiongkok sedang menyiapkan ‘Unreliable Entity List’ atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai “Daftar Entitas yang Tidak Dapat Diandalkan”.
Langkah ini dilakukan oleh Kementrian Perdagangan Tiongkok (The Chinese Ministry of Commerce/MOFCOM). Tindakan tersebut akan mencakup “organisasi asing, individu, dan perusahaan yang memblokir atau menutup rantai pasokan, atau mengambil tindakan diskrimitatif karena alasan non-komersial, yang tindakannya membahayakan bisnis perusahaan Tiongkok serta konsumen global dan perusahaan”.
Siapapun yang terdaftar dalam list tersebut diharuskan menghadapi tindakan hukum dan menjalankan syarat administrasi tertentu yang diperlukan. Masyarakat Tiongkok juga akan diberi peringatan terhadap daftar perusahaan tersebut untuk mengurangi risiko tertentu.
Menurut seorang informan, Tiongkok akan menargetkan perusahaan Amerika Serikat yang selama ini bergantung pada mereka seperti Apple, Qualcomm, Cisco, bahkan Boeing.
Sebagai informasi, perusahaan Huawei telah ditambahkan ke dalam ‘Entity List’ oleh pemerintah AS sejak Mei 2019. Adanya keputusan ini membuat perusahaan tersebut tidak bisa bekerja sama dengan Google. Sebagai gantinya, mereka membat pengganti layanan Google dengan layanan buatan mereka sendiri, salah satunya dengan menghadirkan Huawei Search sebagai pengganti Google Search di ponsel Huawei.