Djawanews.com – Setelah membangun matahari buatan, negara China mengumumkan bahwa mereka berencana membuat program pengendali cuaca. Teknologi tersebut mampu mencakup area dengan luas wilayah lebih dari 5,5 juta kilometer persegi.
Program modifikasi cuaca tersebut mampu mengendalikan cuaca untuk melindungi wilayah pertanian. Selain itu alat mereka mampu merekayasa cuaca cerah untuk kepentingan berbagai acara penting saat dibutuhkan.
Dilansir dari CNN Indonesia, salah seorang Dewan Negara China mengungkapkan, pihaknya bakal memiliki sistem pengendalian cuaca dengan teknologi canggih. Sistem tersebut akan diterapkan di tahun 2025 nanti.
"China akan memiliki sistem modifikasi cuaca pada 2025, terimakasih untuk terobosan dan penelitian teknologi," ujar sumber tersebut, dikutip Djawanews, Senin (4/1).
Sedangkan sumber lain mengatakan total area hujan salju buatan akan mencakup 5,5 juta kilometer persegi, sedngkan penghentian hujan salju ditargetkan melebihi area 580.000 kilometer persegi.
"Manfaat modifikasi cuaca, termasuk potensi menstabilkan cuaca untuk keperluan pertanian, perlindungan ekologis, dan bahkan upaya tanggap darurat seperti kebakaran hutan," melansir studi di BGR.
Berdasarkan penelitian, sistem penyemaian awan bekerja dengan cara menyuntikkan perak iodida ke awan yang lembap. Setelah itu pengembunan di sekitar partikel yang terbentuk akan terjadi dan menjatuhkan air sebagai hujan.
Penyemaian ini keberhasilannya bergantung pada atmosfer. Selain itu jika sistem mereka berhasil, akan sangat sulit membedakan mana hujan buatan dan mana yang alami. Untuk mendapatkan informasi terknologi lainnya, kunjungi situs Warta Harian Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.