Djawanews.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) saat ini masih mempersiapkan Strategi Nasional Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) yang ditargetkan selesai pertengahan tahun 2020. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Direktur Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT.
“Bulan Juli 2020, kita usahakan,” kata Michael Andreas Purwoadi saat berada di lokakarya “Artificial Intelligence for Economic Growth and Social Good in the Digital Era”, Jakarta, Kamis, 20 Februari 2020.
Strategi Nasional Kecerdasan Buatan Fokus pada Pelayanan Publik
Strategi Nasional AI ini merupakan program yang digagas oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional. Dalam pelaksanannya, mereka melibatkan berbagai elemen, di antaranya yakni lembaga pemerintahan, akademisi dan lembaga pendidikan, asosiasi teknologi dan perusahaan berbasis teknologi.
Di Indonesia, AI bukan sesuatu yang baru lagi. Di sektor e-commerce misalnya, yang menggunakan AI untuk layanan konsumen melalui chatbot yang secara otomatis menjawab pertanyaan dari konsumen.
Sedangkan kecerdasan buatan dalam Strategi Nasional akan fokus pada pelayanan publik atau sesuatu yang mampu mendatangkan dampat luas terhadap masyarakat. BPPT sendiri dikabarkan mengembangkan beberapa program kecerdasan, salah satunya untuk mengatasi kebakaran hutan.
Untuk membahas Strategi Nasional AI, BPPT telah menggelar empat pertemuan, antara lain menyusun tim dan menentukan sektor prioritas penggunaan kecerdasan buatan. Strategi Nasional Kecerdasan Buatan ini ditargetkan mampu membantu Indonesia demi memberikan layanan publik yang lebih efisien serta memberikan dampak pada perkembangan ekonomi.
Indonesia memang memiliki ambisi memanfaatkan kecerdasan buatan. Bahkan, tahun 2019 lalu, Presiden meminta kepada Kementerian PANRB untuk melakukan pemangkasan petugas Eselon III dan IV dan diganti dengan Kecerdasan Buatan.