Djawanews.com – Teknologi dan sains nampaknya mulai merambah di sektor pangan. Pasalnya, Masyarakat Singapura bakal bisa segera merasakan sensasi makan daging rekayasa laboratorium. Bahkan perusahaan pembuatnya, Eat Just telah mengantongi izin jual dari otoritas setempat.
Dikutip dari Channel News Asia, Jumat (25/12/2020), daging tersebut jadi daging rekayasa pertama yang dijual, kata Badan Pangan Singapura. Daging ayam itu sendiri terbentuk menggunakan sel hewan.
Eat Just yang berkantor di San Francisco itu mengatakan bahwa tak ada antibiotik yang dipakai dalam produknya. Mereka menambahkan, uji keamanan menemukan ayam yang diternak di laboratorium mengandung mikrobiologis yang lebih rendah dan lebih bersih dibanding hasil ternal tradisional.
Dengan demikian, ayam laboratorium punya kandungan protein tinggi, komposisi asam amino yang beragam, punya lemak tak jenuh tunggal yang sehat sekaligus jadi sumber makanan kaya mineral.
"Perusahaan mendokumentasikan kemurnian, identitas, dan stabilitas sel ayam selama proses pembuatan, serta penjelasan rinci tentang proses pembuatan yang menunjukkan bahwa ayam budidaya yang dipanen memenuhi kontrol kualitas dan sistem pemantauan keamanan pangan yang ketat," ujar Eat Just.
Demi menciptakan ayam terbaik, perusahaan menggunakan sedikit sel yang diperoleh dari unggas, lalu sel itu diberi nutrisi seperti asam amino, karbohidrat, mineral, dan sebagainya.
Dari situ sel akan tumbuh jadi daging secara cepat menggunakan bioreaktor. Dari awal sampai akhir, proses hanya butuh waktu 14 hari. Sedangkan budidaya ayam tradisional butuh waktu 45 hari dari proses anak ayam sampai ayam siap potong.
Selain informasi terkait daging rekayasa, dapatkan artikel tentang sains dan teknologi lain dengan mengunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.