Djawanews.com – Banyak orang tergoda menggunakan VPN (Virtual Private Network) gratis untuk melindungi privasi dan mengakses konten secara aman. Namun, pilihan ini ternyata bisa berisiko bagi keamanan data pribadi Anda. VPN gratis memang menawarkan akses tanpa biaya, tetapi kekurangannya bisa membuat pengguna berisiko kehilangan privasi yang justru ingin mereka lindungi.
Salah satu kekurangan utama VPN gratis adalah enkripsi data yang cenderung lemah. Berbeda dengan VPN berbayar yang umumnya menggunakan enkripsi canggih dan protokol keamanan terbaru, banyak VPN gratis hanya mampu menyediakan enkripsi dasar yang mudah ditembus oleh peretas. Beberapa di antaranya bahkan masih menggunakan protokol lama seperti PPTP (Point-to-Point Tunneling Protocol) yang rawan serangan.
Selain itu, banyak layanan VPN gratis menggunakan data logging atau pengumpulan data pengguna sebagai cara untuk menutup biaya operasional. Data pengguna seperti riwayat browsing dan informasi pribadi lainnya sering kali dicatat oleh layanan VPN gratis ini dan kemudian dijual kepada perantara data yang kemudian menjualnya ke pihak ketiga, termasuk pemasar online dan bahkan lembaga pemerintah. Padahal, tujuan utama penggunaan VPN adalah untuk menjaga privasi, namun dengan adanya praktik data logging ini, privasi pengguna malah menjadi taruhannya.
Berbeda dengan VPN gratis, sebagian besar VPN berbayar memiliki kebijakan ketat untuk tidak mengumpulkan data pengguna. Ini tidak hanya demi reputasi mereka, tetapi juga untuk meminimalkan risiko privasi jika data tersebut diretas.
Masalah lainnya yang sering muncul pada VPN gratis adalah penyisipan iklan tambahan di halaman web yang Anda akses atau bahkan menggantikan iklan asli di situs yang Anda kunjungi. Ini dilakukan sebagai salah satu cara VPN gratis menghasilkan pendapatan.
Modifikasi halaman web seperti ini sebenarnya cukup berisiko, karena selain membuat pengalaman browsing terganggu, beberapa iklan tambahan ini mungkin berasal dari jaringan iklan yang kurang aman dan berpotensi menyebarkan malware ke perangkat pengguna. Kondisi ini tentu berisiko bagi keamanan pengguna, karena tanpa disadari perangkat mereka bisa terinfeksi oleh program jahat yang mengancam keamanan data.
Namun, risiko terburuk dari VPN gratis adalah jika aplikasi VPN tersebut ternyata merupakan aplikasi yang berbahaya. Beberapa VPN gratis yang tidak terlalu dikenal bisa jadi mengandung malware yang disusupkan ke dalam aplikasinya. Malware ini dapat berfungsi untuk mencuri data pengguna atau bahkan menginfeksi sistem perangkat pengguna. Berbeda dengan VPN gratis yang reputasinya meragukan, VPN berbayar yang terkenal umumnya lebih dapat dipercaya karena menjaga reputasi mereka dan terus meningkatkan keamanan bagi pengguna mereka.
Walaupun begitu, tidak semua VPN gratis memiliki masalah-masalah ini. Beberapa layanan VPN gratis seperti ProtonVPN menyediakan enkripsi yang kuat dan kebijakan tanpa log, meskipun layanan gratisnya memiliki batasan akses server.
ProtonVPN dikembangkan oleh tim yang sama dengan ProtonMail, yang dikenal dengan fokus mereka pada privasi dan keamanan. Jika Anda hanya membutuhkan VPN untuk penggunaan terbatas dan belum siap untuk berlangganan layanan VPN berbayar, ProtonVPN bisa menjadi opsi yang aman.
Selain itu, layanan VPN berbayar sering kali menawarkan diskon besar pada momen-momen tertentu seperti Black Friday, sehingga pengguna dapat memperoleh layanan yang lebih aman dengan harga terjangkau.
Secara keseluruhan, meskipun VPN gratis terdengar menarik, Anda harus berhati-hati terhadap risikonya. Jika keamanan dan privasi adalah prioritas utama Anda, memilih layanan VPN berbayar yang terpercaya adalah langkah terbaik untuk menjaga data Anda tetap aman dari ancaman di dunia maya.