Proses PLTA dalam menghasilkan listrik tidak bisa lepas dari aliran air. Jumlah air dan listrik yang dihasilkan berbanding lurus.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) jadi salah satu energi terbarukan yang banyak diaplikasikan di Indonesia. Banyaknya wilayah perairan menjadikan peluang PLTA sangat besar dan mungkin untuk dikembangkan. Bahkan sebagian masyarakat berinisiatif menciptakan energi listrik dengan memanfaatkan arus sungai. Hanya berbekal pengetahuan tentang bagaimana proses PLTA, mereka mampu menghasilkan listrik.
Dalam sejarahnya, manusia telah memanfaatkan energi arus sungai selama berabad-abad. Arus air digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Awalnya, mereka memanfaatkan perputaran roda air yang digerakkan aliran sungai untuk kegiatan pertanian, seperti menumbuk dan mengupas biji-bijian, dan sebagainya.
Seperti yang dikutip dari nationalgeographic.com, sumber listrik dengan memanfaatkan arus air ditemukan pada akhir abad ke-19. Di Amerika sendiri, PLTA ditemukan oleh insinyur Inggris-Amerika, James Francis. James mengembangkan turbin air modern pertama. Lalu pada tahun 1882, PLTA pertama di dunia mulai beroperasi di Amerika Serikat di sepanjang Sungai Fox di Appleton, Wisconsin.
Bagaimana proses PLTA secara sederhana?
Pembangkit listrik tenaga air secara sederhana memiliki tiga bagian yang bergerak secara sistematis. Ketiga bagian tersebut secara sederhana yaitu tempat penyimpanan air, alat yang mampu mengendalikan air, dan yang terakhir adalah generator yang akan menghasilkan listrik.
Di Indonesia, PLTA menggunakan waduk sebagai media penyimpanan air. Semakin besar volume air yang tersimpan di waduk, semakin besar pula listrik yang nanti dapat dihasilkan. Dalam pembangunannya, PLTA sering ditempatkan di sungai-sungai besar yang ada di Indonesia. Misalnya, pembangunan PLTA yang sedang dilakukan dibangun di Sungai Kayan, Kalimantan Utara.
Air yang tertampung di waduk harus bisa dikendalikan. Karena PLTA akan memanfaatkan daya jatuh air dari waduk. Air ini harus dialirkan ke baling-baling turbin dan membuatnya berputar. Semakin tinggi dan deras arus air, semakin cepat pula baling-baling turbin berputar.
Baling-baling turbin yang berputar secara otomatis ikut menggerakkan generator. Perputaran generator menikuti perputaran baling-baling turbin. Generator ini yang akan menghasilkan listrik. Di dalam generator terdapat kumparan magnet. Saat kumparan magnet berputar, terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan timbulnya arus listrik.
Listrik yang dihasilkan generator kemudian dapat disalurkan melalui transmisi listrik jarak jauh ke rumah, pabrik, dan industri. Proses PLTA sebenarnya tidak begitu rumit. Yang menjadi kendala adalah ketersediaan air. Jumlah air dan listrik yang dihasilkan berbanding lurus. Sehingga jika pasokan air kurang dapat dipastikan listrik yang dihasilkan juga akan kecil.