Djawanews.com – Setelah perusahaan China diboikot India dan Amerika Serikat, kini giliran Prancis yang mencoba berhati-hati dengan perusahaan China. Pasalnya, Kepala badan cybersecurity Prancis (ANSSI) Guillaume Poupard meminta agar perusahaan telekomunikasi Prancis menghindari Huawei.
Meski demikian, larangan penggunaan peralatan dari Huawei tak sepenuhnya dilarang dalam peluncuran jaringan telekomunikasi 5G Prancis. Guillaume Poupard mengatakan ini kepada surat kabar Les Echos dalam sebuah wawancara.
“Yang bisa saya katakan adalah bahwa tidak akan ada larangan total,” katanya, Senin, 6 Juli 2020. “[Tapi] untuk operator yang saat ini tidak menggunakan Huawei, kami mendorong mereka untuk tidak menggunakannya,” lanjutnya lagi.
Belum jelas apa alasan dikeluarkannya peringatan ini, namun ada dugaan bahwa pelarangan ini masih terkait dengan hasutan Amerika Serikat terhadap Eropa yang meminta mereka memboikot perusahaan China.
Tidak hanya memboikot Huawei, Amerika juga meminta kepada negara Eropa untuk memboikot perusahaan keamanan terbesar milik China, Tongfang. Langkah ini dinilai perlu dilakukan demi keamanan data pribadi warga seperti sidik jari, identitas paspor, dan sebagainya.
Berdasarkan sumber dari Reuters yang diberikan Maret lalu, Prancis tidak akan berusaha melarang Huawei. Namun, mereka akan mencoba membuat perusahaan telekomunikasi China itu di luar dari jaringan mobile inti yang akan diawasi lebih ketat karena memproses informasi penting.
Keputusan Prancis terkait Huawei dinilai sangat penting bagi dua operator telekomunikasi yang ada di negara itu, yakni Bouygues Telecom dan SFR. Setengah jaringan dari kedua operator ini diketahui dibuat oleh Huawei. Sedangkan perusahaan telekomunikasi lainnya, Orange, telah memilih Nokia dan Ericsson.