Djawanews.com – Peneliti baru saja menemukan sebuah planet baru yang kemudian disebut dengan ‘Planet Neraka’, kenapa demikian? Karena ketika ditemukan planet tersebut terselimuti magma tebal yang kemungkinan besar tidak berpenghuni.
Planet berbatu ini disebut 55 Cancri e yang juga dijuluki Janssen. Planet ini mengorbit bintangnya begitu dekat sehingga satu tahun hanya berlangsung selama 18 jam. Jarak yang sangat dekat ini membuat permukaannya menjadi lautan lava raksasa.
Dilansir Science Alert, suhu di sisi yang menghadap bintang rata-rata 2.573 Kelvin (2.300 derajat Celcius). Sedangkan sisi malam mencapai 950 Kelvin (676,85 derajat Celsius). Temperatur ini sangat panas dan bahkan lebih panas dari magma cair.
Temuan baru ini datang berkat alat baru yang disebut EXPRES yang menangkap pengukuran ultra-presisi cahaya bintang yang bersinar dari Matahari Janssen, yang dikenal sebagai Copernicus atau 55 Cnc. Pengukuran cahaya sedikit berubah saat Janssen bergerak antara Bumi dan Copernicus.
Dilansir dari Eurekalert, Janssen adalah 'Bumi super' pertama yang ditemukan di sekitar bintang deret utama. Meskipun Janssen memiliki kepadatan yang mirip dengan Bumi dan kemungkinan besar memiliki struktur berbatu, ukurannya sekitar delapan kali lebih besar dan dua kali lebih lebar.
Janssen menjadi contoh pertama dari planet periode ultra pendek. Orbit Janssen memiliki radius minimum kira-kira 2 juta kilometer. Sebagai perbandingan, Merkurius berjarak 46 juta kilometer, dan Bumi sekitar 147 juta kilometer.
Orbit Janssen begitu dekat dengan Copernicus sehingga pada awalnya beberapa astronom meragukan keberadaannya. Dengan menganalisis pengukuran tersebut, para astronom menemukan bahwa Janssen mengorbit Copernicus di sepanjang ekuator bintang.
Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature, para peneliti menyebut orbit tersebut tidak seperti orbit planet Copernicus lainnya yang berada di jalur orbit yang berbeda.
Implikasinya adalah bahwa Janssen mungkin terbentuk di orbit yang relatif lebih dingin dan lebih jauh, tetapi perlahan ditarik ke arah Copernicus dari waktu ke waktu. Sehingga saat Janssen mendekat, tarikan gravitasi yang lebih kuat dari Copernicus mengubah orbit planet.
"Kami telah belajar tentang bagaimana sistem multi-planet ini - salah satu sistem dengan planet terbanyak yang kami temukan - masuk ke kondisi saat ini," kata penulis utama studi Lily Zhao yang juga seorang rekan peneliti di Flatiron Institute di Pusat Komputasi Astrofisika (CCA) di New York City.
Kemudian, Zhao menyebut planet ini kemungkinan besar sangat panas sehingga tidak mungkin ada yang dapat bertahan di permukaannya.
Lebih lanjut, temuan baru ini dapat membantu para ilmuwan lebih memahami bagaimana planet terbentuk dan bergerak seiring waktu. Informasi semacam itu sangat penting untuk mengetahui seberapa umum lingkungan mirip Bumi di alam semesta dan seberapa melimpah kehidupan di luar Bumi.
Sistem planet Copernicus atau Planet Neraka ini sendiri berjarak 40 tahun cahaya dari Bumi. Sistem planet ini menjadi perhatian khusus karena telah dipelajari dengan baik. Sistem ini memiliki lima exoplanet mengorbit bintang deret utama yang didampingi sebuah bintang kerdil merah.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.